Iman Mengalahkan Kecemasan

Kecemasan membuat kita melihat sesuatu
yang sebenarnya tidak ada,

kecemasan membuat kita menjadi lumpuh
sebelum kita akhirnya benar-benar jatuh,

kecemasan menimbulkan berbagai masalah di mana
kedamaian seharusnya justru berada.

Percaya dan bergantunglah kepada Allah
untuk mendapatkan jawaban-jawaban yang akan
mengakhiri kecemasanmu.

RON HISER

Yang hatinya teguh Kaujagai dengan
damai sejahtera, sebab kepadaMU-lah ia percaya. 
(Yesaya 26:3) 


———————————

#dikutip dari pembatas Alkitab

25 thoughts on “Iman Mengalahkan Kecemasan

  1. LJ says:

    ya T.. kecemasan membuat kita melihat sesuatu
    yang sebenarnya tidak ada.

    semoga semakin teguh, hilang ketakutan demi ketakutan
    akan masa depan yang masih rahasia.

    pagi, T..!

    • yustha tt says:

      Mb Tt tidak sedang cemas, Syg. Hanya ingin berbagi spy yg baca tulisan ini dikuatkan untuk tetap meletakkan iman & percaya ke tanganNya tanpa perlu cemas 🙂

  2. Evi says:

    Kecemasan itu sebetulnya bertujuan menjaga kita Tik. Bayangkan jika kita hidup tak memiliki kecemasan sama sekali, lari-lari di jalan raya tanpa rasa cemas bakal di tabrak kendaraan. Atau memasukan tangan pada api tanpa cemas nanti terluka..
    Hanya saja, otak kita kadang tak bisa membedakan mana kecemasan yang diperlukan dan mana yang tidak. Kalau kita tak menyadari ini maka akan bertumpuklah kecemasan tersebut yg berakibat melumpuhkan…Jadi letak iman adalah membedakan mana kecemasan yg perlu dipelihara dan mana yang perlu diabaikan..
    Salam ya Tik 🙂

  3. anna says:

    intinya, dalam hidup ini kita harus percaya.. bahwa Tuhan selalu memperhatikan, memelihara kita..
    kadang justru kita yang menjauh dari Nya..
    cemas, khawatir adalah hal yang lumrah bagi manusia… asalkan… kemudian dikembalikan kepada sang Pencipta. Cemas akan berupah menjadi ketenangan. 🙂

  4. Imelda says:

    Yang kurasa lucu, waktu berjalan bersama Riku sesudah pulang gereja, dia mengatakan :
    “Mama, aku cemas….”
    “Kenapa cemas?”
    “Aku cemas karena belum buat PR, padahal mungkin papa akan ajak kita pergi kan?”
    “Ya nanti malam kan ada waktu untuk buat…”
    “Aku juga cemas waktu papa memarahi Kai… bagaimana Kai bisa mengerti ya?”
    duh anak kecil sudah mulai cemas pada hal-hal sepele…
    Tapi sebenarnya kita yang dewasa pun sering mencemaskan hal-hal yang sebetulnya sepele juga 🙂

Any comments?