Tentang Kebalikan

Merakit mesin penenun hujan
hingga terjalin, terbentuk awan.
Semua tentang kebalikan
terlukis, tertulis, tergaris di wajahmu.

Keputusan yang tak terputuskan
ketika engkau telah tunjukkan
semua tentang kebalikan
kebalikan di antara kita..

Kau sakiti aku,
kau gerami aku,
Kau sakiti, gerami, kau benci aku
Tetapi esok nanti kau akan tersadar
Kau temukan seorang lain yang lebih baik
Dan aku kan hilang, ku kan jadi hujan
Tapi takkan lama, ku kan jadi awan

Merakit mesin penenun hujan
Ketika engkau telah tunjukkan
Semua tentang kebalikan
Kebalikan di antara kita

*

**bersenandung sambil menikmati gerhana bulan yang berlalu cepat sore tadi. Ada yang lihat?!**
***hawa gerah. Kemarin lusa bau tanah basah sudah menghampiri hidung, segar.
Malam ini pun hujan menghambur memeluk bumi yang merindui. Hmm…sudah masuk musim hujan (kah?)***

9 thoughts on “Tentang Kebalikan

  1. Bibi Titi Teliti says:

    Mba Titiiiiik….
    Di Bandung mah masih gerah tuuuh, belum dateng ujan nya 🙂

    Aniwei ngomong2 tentang kebalikan, Kayla belakangan ini lagi ribet dan memilih hari sabtu sebagai hari kebalikan lho…ngikutin nobita katanya…hihihi…

    Tapi jadi pusing banget, kalo mau makan bilangnya udah kenyang,kalo pengen main bilangnya mau ke kamar dulu…oh Tuhanku!

  2. ranselhitam says:

    Semalam saya sibuk menggalau dengan Payung Teduh di Purna Budaya, mbak. Jadi nggak lihat gerhana bulan hehe. Ini salah satu lagu favorit saya, sama “Sepasang Kekasih yang Bercinta di Luar Angkasa”

Any comments?

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s