kita tak mengingat lagi awalnya
tiba-tiba sampai di tengah
menempuh arah yang salah
lalu malam pun risik
angin berbisik: kita harus kembali pulang
pulang pada mula-mula
yang tak kita tau di mana
di sana tak ada ‘kita’
hanya ‘aku’ dan ‘kamu’
juga rahasia yang membatu
lunglai kugantungkan harap pada bintang
enggan meraih
biar menjelma bintang jatuh
sementara di sini
air mata menghapus duka
karna perpisahan tak pernah penuh hura-hura
keniscayaan telah tiba
seperti pernah kaujanjikan suatu ketika
aku hanya menggenapkannya
dan kini
bukalah pintu rumahmu
melangkahlah
aku pun…
Kamar, 281210, 23.37ย
tt apa kabaaaar?
kabar baik Nina, cuma sedikit sibuk sampai blognya terlantar… Hiks..hiks…
tersirat sebuah langkah baru.. #sotoy
senang ada puisi lagi di sini, t..
sekarang sudah tersurat ya, Bun ๐
Keren, tapi sedih…
Ini mmg sedih yg keren masbro ๐
Eh…ada langkah baru nih…. ๐
Semoga apapun langkah itu, bakal bawa kebahagiaan ke depan yaaa
Aamiin… berdoa ini yg terbaik untuk semua mb Lis ๐
Iya, melangkahlah. .
Ayo melangkah. ..
Yuuuuk!! ^_^
aahhh mba tt… apa kabarkah? masih ingat sama saya mba?
baca puisinya jd pengen nangiss ๐ฅ
Yuli…tentu saja mb T ingat Yuli Jannaini yang kutemui di kedai kopi ๐
Eh, jangan nangis. Harus kuat!! Yuk!!
Keniscayaan akan penggenapan….
Selamat berkarya Jeng Tt. Salam
Terima kasih, Ibu..
Kangen… ๐