Sebuah Undangan

Aku tak tertarik dari mana dan bagaimana kamu sampai disini. Aku cuma ingin tahu bahagiakah engkau berada di sini, saat ini, sekarang, bersamaku

Aku tak tertarik siapa saja keluargamu dan bagaimana silsilah orang tuamu. Aku cuma ingin tahu bisakah engkau menerimaku sebagaimana adanya dan tidak mempedulikan apa kata orang-orang.

Aku tak tertarik di mana, dan kapan serta apa yang kamu pelajari. Aku cuma ingin tahu apakah gagasanmu dan gagasanku bisa bertemu, membentuk visi dan misi yang satu, dan kita bisa mewujudkan semua itu, bukan cuma dalam khayal semu.

Aku tidak tertarik apa pekerjaanmu dan apa mata pencaharianmu. Aku cuma ingin tahu bahwa apa pun yang kamu lakukan itu, memang benar, sesuai dengan hati nuranimu, bukan sekedar mengikuti arus pendapat umum

Aku tak tertarik berapa banyak hartamu dan berapa jumlah uang yang kau miliki. Aku cuma ingin tahu benarkah engkau dapat hidup dalam kesederhanaan dan tidak menjadikan harta dunia sebagai tujuan

Aku tidak tertarik berapa usiamu dan bagaimana masa lalumu. Aku cuma ingin tahu apakah semua tahun yang telah kau lewati telah memperkaya wawasanmu dan menjadikanmu tegar menghadapi  apa pun yang terjadi, sekarang dan nanti.

Aku tak tertarik untuk tahu siapa sebenarnya kamu. Aku cuma ingin tahu maukah  engkau melangkah bersamaku dan tetap bergandengan tangan disaat semuanya tampak kelam dan seolah tanpa harapan

Aku tak tertarik untuk tahu apa pun lagi. Jika aku tahu, kita akan tetap bersama, apa pun yang terjadi, dalam suka dan dalam duka, dalam senang dan dalam sedih, dalam siang dan malam, saat segalanya gelap dan juga terang. Saat berbagi ceria dan saat harus berbagi luka, lukamu atau lukaku, dukamu atau dukaku, sedihmu atau sedihku, gagalmu atau gagalku, sakitmu atau sakitku.

Aku ingin tahu apakah kita akan tetap saling mendukung, untuk bangkit, setelah semalaman berduka, sedih dan merana dan tetap melangkah ditengah bara.

Aku tahu bahwa kita sebenarnya bisa sendirian melakukan segalanya, tetapi memilih untuk bersama.

 

Diilhami dari sebuah puisi di buku SQ

 

 

 

 

[dikopi paste dari blognya mb Rumi, yg mana beliau menyadur dari puisi The Invitation by Oriah House]

5 thoughts on “Sebuah Undangan

  1. septarius says:

    ..
    ya udah aku ikut mengcopy boleh tho..?
    tulisannya lumayan romantis jhe hihihihi..
    ..
    Jeung Titik makin kuyus aja nih..
    *kabuuur naek motor
    🙂
    ..
    ===
    boleh mas, silakan…
    Iya, memang romantis… Hihi…

    Makin kuyus??
    Hmm…dapet info dari bukumuka ya?

Any comments?

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s