Weekend ini, seperti biasa, saya mudik. Kebetulan kakak sy dari jakarta juga mudik karna ada urusan di keluarga mertuanya di prembun. Lumayan bisa ngobrol beberapa saat dengan satu-satunya kakak lelakiku ini, kemudian dia dan keluarganya pergi ke prembun. Namun ada satu anaknya yang tidak ikut ke prembun dan memilih tinggal di rumah kakeknya sementara orang tuanya menyelesaikan urusannya. Kebetulan ponakanku dari kakak ketiga juga ada di rumah karna pulang sekolah langsung pulang ke rumah kakeknya. Dan memang ada satu ponakan dari kakak kedua yang tinggal di rumah. Jadi, sabtu malam ini ada lima orang di rumah: bapak, sy, dan tiga ponakan.
Sejak malam, ketiga ponakan dari orang tua yang berbeda ini sudah merengek2 pada tante tercintanya ini supaya besok pagi jalan-jalan ke alun-alun. Dengan senyum penuh kasih, tantenya mengiyakan. Permintaan sederhana masa gk diperbolehkan. π
Besok paginya, minggu pagi pukul 4 tepat,Β salah satu ponakanku sudah membangunkanku: “Ayo mbak, berangkat”. Dengan kriyip2 kutanya: “Jam berapa ini?” Kulirik jam dinding, deng deng….masih jam 4 pagi nak. Semangat sekali anak-anak ini. Kusuruh tidur lagi karna hari masih gelap. Pukul 5 mereka membangunkanku lagi. Dan hupp…tantenya pun bangun dan bersiap-siap mengawal mereka jalan-jalan/jogging di alun-alun.
Minggu pagi itu kami berangkat ke alun-alun berjalan kaki. Bapak pun turut serta, memang bapak biasa jalan pagi meski rutenya mengelilingi kampung dan bukan ke alun-alun. Sampai di alun-alun sudah ramai orang-orang jogging. Ketiga ponakan pun langsung tancap jogging, sementara saya dan bapak memilih jalan mengelilingi alun-alun. Setelah dua putaran, yang artinya 3,5 km (1,5 jarak rumah-alun2 + 2km 2 putaran mengelilingi alun2), kami pun beristirahat. Berhubung banyak penjual makanan di alun-alun, tidak mungkin tidak, ponakan-ponakan pun merengek. Oke deh, kita duduk di lesehan penjual lontong sate. “Lima Pak, 3 pedes, dua enggak.”
Setelah selesai makan, kami pulang dengan santai. Ketiga ponakan berjalan di depan, dan saya serta bapak di belakangnya. Bapak pun bilang: “refreshing murah meriah”. Hihi…iya juga… Dan dengan bergandengan tangan mereka bercanda-canda sepanjang jalan. Hmm….refreshing yang sederhana dan murah meriah. Cukup dengan jalan-jalan ke alun-alun. Selain sehat, hati juga gembira…..
Bagaimana refreshing ala Saudara?
Saya jadi ingeeet! pas saya SD dulu, tiap Sabtu sering saya nginep di rumah Eyang. Minggunya saya jalan-jalan sama Tante (wktu itu masih lajang) ke Dufan atau Taman Mini. Dan saya ndak bisa tidur semalaman π
wah T,
justru refreshing yang seperti itu lebih ‘berharga’
walaupun sederhana, tapi dengan orang2 tercinta lebih bermakna. Apalagi gak setiap waktu bisa ketemu dengan mereka to? aku jg ngerasain, ketika mas-mbak ku udah pada sibuk dengan kerja dan keluarga masing2, untuk ngumpul lengkap udah susaaaah banget.
jadi, biarpun gak lengkap, tp TT bisa ketemuan ama ponakan.. udah luar biasa senengnya kan?
wawao…menyenangkan sekali mbayanginnya… jalan-jalan didepan tiga bocah..dibelakang tante dan eyang… *sederhana tapi luar biasa…
btw..tetep gak mau dipanggil tante maunya mbak ya hehehe..nek temenku malah maunya dipanggil Ibu..jadi dia tuh dipanggil Ibu sama ponakanyya yang ada 22 orang… trs kemarin pas kerumah bahasakke ke Affan juga Ibu.. tapi katanya nek punya anak sndiri mau dipanggil Bunda π
salam kenal ya mbak
liburan ni yeee hehe
Yang penting bareng, T… dan ketawa ketiwi girang.
Aku sama ponakanku cuman jalan-jalan ke lapangan terus main-main di sana. Paling cuman beli minum karena haus.. π
keknya kalo dijakarta rada susah tuh nyari yang murah meriah begitu…
ini refreshing murah meriah tapi mewah T… π
wah, klo saya minggu lalu refresing ke musium pahlaan bareng teman2 Himpunan Mahasiswa Islam.. udah dapat ilmu sejarah, murah meriah pula.. hehe…
Refreshing Cara saya ???
Gampang sekali …
TIDUR !!!
hahahaha