Hidup adalah keberulangan. Dan percayalah, kamu tak pernah sendirian.
-self quote-
Setelah kemarin saya nulis tentang si Bagus, ternyata Teh Orin komen kalau dia punya kisah yang mirip-mirip sama cerita saya itu. Dan ini bukan sekali dua kali kita punya kejadian, permasalahan, kisah hidup, yang ternyata juga dimiliki oleh orang lain dengan sedikit saja perbedaan. See? Sebenarnya hidup kita ini adalah keberulangan. Apa yang telah terjadi dengan orang lain, mungkin sekali akan menimpa kita juga, hanya sedikit berbeda pada konteks dan waktunya saja. Intinya sih tetap sama.
Hari ini, si Dani (sok2an udah kenal lama, padahal baru kenal hari ini juga. Hihi…. ) mbaca cerita tentang Yustha dan langsung mbaca cerita tentang Bagus. Dan oh my…ternyata ceritanya juga mirip. Kalau ini mah keberulangan yang agak bodoh. Lha keledai aja gak jatuh di lubang yang sama, lah kok kamu ngulangi kisah yang sama, Tik..Tik…
Anyway, saya cuma pengen bilang (sama diri saya sendiri), bahwa dalam setiap permasalahan hidupmu, kau tak pernah sendirian. Tak pernah sendirian yang mempunyai dua makna, yaitu bahwa selalu ada teman, sahabat, dan keluarga yang akan setia mendukungmu; juga dalam makna bahwa bukan hanya kamu yang mengalami hal demikian. Ada banyak orang di luar sana yang juga mengalami hal yang sama. Sama. Yang berbeda adalah sikap masing-masing kita menghadapinya. Mau seperti apa kamu menyikapinya, terserah kamu. Tetapi cerita berikutnya akan sangat tergantung pada bagaimana sikapmu itu. Dan percaya gak, bahwa semakin sering kamu diberi masalah, semakin baik kamu akan belajar, semakin matang kamu akan bersikap, semakin kuat pula kamu menjalani hidupmu. Percaya gak? Saya sih percaya :D. Jadi kalau kamu sedang dalam masalah, jangan bersedih dan terpuruk lama-lama ya, bersyukurlah karna kamu diberi kesempatan untuk belajar dan belajar lagi, menguatkan hidupmu lagi. Ya. Ya Tik ya (tadi kan lagi ngomong sama diri sendiri 😛 ).
Selamat malam, teman-teman. Apakah kalian juga sedang dalam ‘kelas’ permasalahan? Selamat ‘belajar’ yaa… ^_^
Luv u,
yustha tt
history repeats itself …
selamat belajar juga mbak …
Same to you, mas..
saya juga percaya begitu kok 🙂 karena saat ini apa yang saya alami 3 tahun yg lalu, sedang dialami seorang sahabat saya, juga dialami oleh teman yg lain … dan mereka ‘agak’ enak karena bisa berkonsultasi gratis pada saya bagaimana mengatasi masalah yang pernah saya lalui dulu hehehe … saya sih pengen yang mbak Tt alami sampai ke Jepang itu terulang pada saya hehehe
Terkadang mendengar curhat teman pun bisa jadi bahan belajar kita ya Kak.
Aamiin, semoga terulang ke k’Niq ^^
Ada yang bilang dibawah langit itu tidak ada yang baru… makanya apa yang terjadi di bawah langit merupkan pengulangan yang telah ada….
sepakat juga sih jika hidup adalah keberlungan,… salah satu diantaranya adalah berulang tahun… hehehehehhe
Hahaha….benar sekali Uda, itu contoh nyata, ulang tahun…
saya dulunya begitu mbak.. 🙂
tapi sekarang alhamdulillah udah jadi orang yang lebih bisa berpikir tenang.. 🙂
salam kenal ya mbak tt.. 🙂
Puji Tuhan…
Terus belajar ya mas Fadgry.
Salam kenal juga 🙂
Memang benar, setiap orang pasti pernah menghadapi masalah, baik skala kecil/ringan maupun berat/besar. Kita juga mempunyai sikap yang berbeda tergantung berbagai aspek. Ada yang menyikapinya dengan negatif,menyalahkan ndiri sendiri, orang lain atau bahkan menyalahkan Tuhan. tetapi tak sedikit yang bersikap positif,cool dan berupaya mencari pemecahan secara bijak.
Jika kita, sahabat,famili tidak juga bisa memecahkan masalah itu maka kita memerlukan Tuhan untuk membantu.
Salam hangat dari Surabaya
Kita tidak pernah sendirian, karna Tuhan selalu ada.
Salam sy, Pakdhe.
masalah memang selalu ada dan akan menimpa siapapun juga.. hanya kita yang berpikiran positif saja yang bisa mendapatkan manfaatnya. jika tidak jangan harap bisa mendapatkan kuliah dari Tuhan itu hehehe keren ya…
Hihi…keren banget.. ^^
Kisah mungkin … bisa jadi … akan berulang …
namun seharusnya … cara menyikapinya sudah agak berbeda …
Salam saya
Istilahnya naik tingkat ya, Om 🙂
Keberulangan kisah, mengasah pertimbangan dan tindakan menyikapinya. Salam pembelajar Jeng
Betul Bu. Semoga saja sikap kita semakin mendewasa ketika ulangan kejadian menghampiri kita.
Salam.
Aih. saya kelewat bacanya Mba Yusth *sengaja dikurangin satu huruf biar berasa ikrib*, kalo dipikir kayak gitu bisa berasa enteng ya. Jadi waktu ngalamin pulang kantor jam 3 ato jam 4 pagi, saya gak sendiri. Banyak orang yang mengalaminya. Pun waktu saya dapet undian.. Hmm.
Dulu-dulu sih memang mikir orang lain pasti ada yang ngalamin kejadian sama, tapi belom ada yang dipake buat meringankan beban pikiran.
Wel put it Mbakyu. 😀
Tentu saja ada temannya mas Dan. Salah satunya saya.
Waktu saya pulang jam 6 pagi & ketahuan Bu Kepala (krn rumah dinas Pak Kepala cm di samping kantor) juga saya gak sendirian, soalnya lemburnya berempat 😀