Terima kasih

Budaya mengucapkan terimakasih sudah jadi warisan yang sangat bernilai dari nenek moyang kita. Di mana tempat ada kata atau bahasa tubuh yang bermakna terimakasih.

Ada satu cerita tentang terimakasih yang baru saja aku alami hari minggu kemarin. Ceritanya waktu itu aku dan teman-teman kantor datang ke pernikahan seorang rekan. Kami membawa peta menuju rumah mempelai. Namun karena daerahnya sedikit sulit maka beberapa kali kami hentikan mobil dan bertanya pada penduduk kampung tempat resepsi yang kami tuju. Setiap kali teman yang bertanya kembali ke mobil, secara spontan aku tanya: “Udah bilang terimakasih belum?”. Berkali-kali aku spontan menanyakan pertanyaan yang sama. Sampai suatu ketika temanku turun lagi untuk bertanya, dan saat kembali ke mobil dia sudah laporan: “Aku sudah bilang terimakasih”. Hehe, rasanya sudah melakukan kesalahan kalau lupa mengucapkan terimakasih. Tidak terlalu sulit mengucapkan terimakasih, tapi kadang kita melupakannya. Padahal satu kata saja sudah membuat orang lain senang dan merasa berharga. πŸ˜‰

——————————–

Tulisan lama, 14 Mei 2008, yang pernah diunggah di blog multiply saya. Saya masih menggunakan kata ganti ‘aku’. Penulisan terima kasih pun masih salah yaitu ‘terimakasih’, yang benar ‘terima kasih’.

Terima kasih sudah membaca :).

 

 

 

21 thoughts on “Terima kasih

  1. ririe says:

    mengucapkan terima kasih keliatannya mmg ‘sepele’ tapi justru sering terlupakan. Sebisa mungkin saya mengucapkan terima kasih, suwun, thx…pada tukang parkir, satpam yg buakin pintu..dst. TApi kok ya malah luput utk mengucapkan terima ksih setiap saat pada ibu dan bapak saya ya….#parah kan?

Any comments?

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s