Cinta tanpa akhir…

Treeet..treeett….handphone-ku bergetar pagi subuh ini. Bukan bunyi alarm, karna biasanya alarm kuset pukul 5 pagi. Ini masih 30 menit sebelumnya. Kuraih handphone dan kulihat nama “my lovely son” di layar. Anak laki-lakiku. Satu pesan dikirimkannya. Kubuka dan hatiku berdesir.

Selamat hari ibu, Ma.. Semoga Mama dikaruniai kebahagiaan dari Yang Kuasa. Maafkan kakak belum bisa menjadi anak yang baik buat Mama.. Kami sayang Mama..

Ada yang tergenang di pelupuk mata. Ah, kak.. Mama yang minta maaf tak bisa menjadi ibu yang baik untukmu. Tapi sungguh, Mama sangat menyayangimu, tak bisa Mama jelaskan seperti apa. Terkadang Mama pun berasa bersalah. Saat kamu masih bayi, Mama hanya bisa bersamamu penuh 2 bulan lamanya. Setelah itu waktu Mama tak sepenuhnya untukmu lagi. Mama membagi waktu mama untuk rumah dan kantor. Tapi Nak, mama tak pernah membagi hati mama, hati mama sepenuhnya untuk keluarga, untukmu. Mama inginkan kamu tumbuh sehat seperti anak-anak lainnya, mama ingin di tubuhmu mengalir kasih sayang mama melalui air susu mama. Maafkan mama jika seringkali asi mama harus kauminum melalui punting karet, bukan dari punting mama sendiri. Mama juga tak selalu bisa mengganti popokmu ketika mama sedang di kantor. Mama sedih, nak. Terlebih sedih ketika mama tak bisa menjadi yang pertama melihatmu bisa berdiri, berjalan, atau bernyanyi. Kau tahu Nak, mama sering juga cemburu pada mbak Nany yang bantu mama mengasuhmu.  Dia yang seringkali menjadi orang pertama yang melihat momen-momen berharga itu. Mama sering juga takut kamu lebih dekat padanya daripada mama. Tapi aliran darah dan kasih sayang mama padamu tak sanggup memisahkanmu dari mama.

Mama ingat saat kamu beranjak remaja. Kamu tak mau lagi mama cium setelah memberi salam saat berangkat sekolah. Mama sedih, tapi mama juga tahu, akan ada masa itu. Dan mama pun bahagia karna artinya kamu telah beranjak remaja. Pun ketika akhirnya kamu harus meninggalkan rumah untuk kuliah di luar kota. Mama bangga padamu Nak, kamu berhasil melanjutkan ke universitas yang kamu inginkan. Doa mama selalu mama panjatkan untukmu. Mama selalu berpesan padamu untuk fokus pada kuliahmu dan tidak mengecewakan mama. Tapi ketika di akhir masa kulaihmu kamu pulang dengan kekasihmu, dengan wajah sendu, hingga pengakuanmu tentang janin di rahim kekasihmu, mama lemas nak.. Mama kecewa, mama sedih, mama marah, sekaligus mama merasa gagal menjadi orang tua. Mama hanya bisa menangis dan menangis saat itu. Mama malu pada masyarakat, mama marah padamu. Tapi nak, mama tak pernah membencimu. Selepas kemarahan mama malam itu, dan kepergianmu dari rumah karna permintaan mama, mama terus memikirkanmu. Mama memikirkan anak di perut kekasihmu. Mama memikirkan kekasihmu, perempuan yang sebentar lagi akan menjadi ibu, sama seperti mama. Mama mencarimu, sesungguhnya mama tak pernah benar-benar mengusirmu, mama hanya sedang marah. Nak….mama tak ingin melepaskan pelukan mama ketika kamu datang lagi menyampaikan penyesalan dan permintaan maafmu. Mama sudah terlalu bahagia menerima kepulanganmu. Mama memohonkan ampunan Tuhan atas kesalahanmu, dan mari kita mempertanggungjawabkan kesalahanmu di dunia. Biarlah Tuhan yang memberikan balasan sesuai kasih karuniaNya.

Mata mama berlinangan ketika akhirnya kamu menikah dengan kekasihmu, menantu mama, anak mama. Biarlah orang di luar menjudge kamu seperti apa, tapi mama tetap menyayangimu, kamu tetaplah anak mama. Semoga Tuhan menerima permohonan maaf kita & mengampuni kita, hingga merestui pernikahan ini. Cucu mama tidak pernah tahu dengan cara seperti apa dia dibentuk, dengan cara yang salah ataukah halal. Apapun, dia tetaplah makhluk kecil yang tidak berdosa. Mama pun menyayanginya.

Kini kalian telah hidup bahagia. Mama takputus berdoa untuk kalian. Maafkan mama tak bisa menjadi ibu yang baik untukmu. Terima kasih telah mengajari mama banyak hal. Terima kasih telah menjadi cahaya bagi hidup mama, apapun adanya dirimu.

Kuusap air mata yang ternyata sudah menderas di pipiku. Kuketik balasan untuk pesan dari putraku.

Terima kasih, Syg… Mama selalu menyayangimu.. Doa mama untukmu. Salam untuk Kinar dan istrimu..

Sesaat kemudian aku teringat Ibu…

***

BannerHariIbuKEB_zps8670007d

28 thoughts on “Cinta tanpa akhir…

    • celoteh .:tt:. says:

      Udaaaa….kenapa Uda tau siiihhh??!!!
      Ini kan bentuk kegalauan calon ibu yg juga wanita karir, hiks.. Udah minta maaf duluan sm si calon anak… Tp mdh2an anakku kelak tdk seperti kakak di cerpenku ini ya.. Hiks..

  1. Dani says:

    Terharu mbak Tik. Tak pikir ini tadi nulis kisah sendiri tapi kemudian aku ingat dirimu kan masih muda. Lebih muda dari aku, jadi tak mungkin. Ah dirimu pasti berhasil jadi Mama bekerja yang sukses mendidik anak. 🙂
    Sukses mba. 🙂

    • celoteh .:tt:. says:

      Aku masih muda? 😳
      Jadi maluu… Haha..
      Iya mas Dan, ini hanyalah cerpen belaka, cuma mau bilang sesalah apapun anak, seorang ibu pasti akan selalu memaafkannya dan tetap menyayangi anaknya… 🙂

      Aamiin… Semoga bisa menjadi ibu yg baik meski harus bekerja ya… 🙂

Any comments?