Teman Setia…

Hari ini aku sungguh merasa sangat lelah. Pekerjaan di kantor terlalu banyak hari ini, seakan-akan sudah tidak ada tempat di kepalaku untuk memikirkan hal lain kecuali pekerjaan. Hhh, sungguh lelah sekali. Baru pukul 8 malam, tapi mataku sudah berat, mungkin dia protes karena seharian harus menghadap komputer tanpa henti. Juga otakku sudah memerintahkan berkali-kali padanya untuk segera saja menutup mata. Dan aku yang jadi tempat bagi mereka hanya menurut saja apa mau mereka. Aku pun merebahkan diri di kasur busa setebal 18cm-ku. Baru saja mataku terpejam, ada getar satu kali dari handphoneku. SMS diterima. Dari teman lama semasa kuliah bernama Krimut. Nama sebenarnya Anto, tapi karna rambutnya yang keriting seperti Giring Nidji kupanggil dia dengan panggilan Krimut, singkatan dari KRIting SeMrawUT. Tapi dasar dia, selalu saja dia mengartikannya sebagai KRIting iMUT. Terserah kamu lah Mut, kataku waktu itu.

Aku tersenyum sendiri mengingat jaman-jaman kuliah dulu. Belum sempat kubaca SMS dari Krimut tapi angan-anganku malah kembali ke masa lalu. Masa dimana aku merasa ‘beranjak dewasa’. Saat-saat dimana aku menemukan ‘keluarga’ yang sangat luar biasa di suatu unit kegiatan mahasiswa di kampus. Teman-teman yang begitu perhatian, sering bertindak gila, tapi tak pernah lupa berdoa. Teman-teman yang selalu mengingatkanku dengan ayat kitab suci meski mereka tak pernah tampak seperti orang yang rohani yang menenteng kitab suci kemana-mana atau menunjukkan bahwa dirinya rajin beribadah. Aku salut dengan teman-temanku ini. Hidupnya santai, tidak menutup diri, tidak eksklusif, bajunya juga sederhana bahkan kadang apa adanya tapi mereka sangat tau norma, sangat takut Tuhan, dan itu yang membuat hidupnya ‘tampak’ selalu bahagia. Kekeluargaan waktu itu sangat kental. Kadang saat tanggal tua, kita kumpulkan apa yang masih kita punya. Aku biasanya masih punya beras, tmn lain kadang ada yang masih punya mie instan, atau ada yg punya telur. Lalu kita akan memasaknya bersama-sama dan makan bersama. Indahnya masa-masa dulu. Kita sering jualan jagung bakar di depan kopma. Menggelar tikar sepanjang 6 meter. Sepertinya saat itu kita menjual suasana. Di tempat jual jagung bakar kita akan berkumpul, dan aku kenakan pajak pada mereka yang duduk di situ untuk beli jagung bakar di tempatku. Hihi, sseru ya…

Krimut juga salah satu bagian dari ‘keluarga’ itu. Sebagai anggota keluarga, kita sangat dekat. Curhat masalah hidup sudah sering kita lakukan, juga masalah cinta. Krimut sering curhat masalah cintanya, maklum dia terlalu sering jatuh cinta. Ups, sorry Mut. Tapi aku jarang bercerita padanya tentang hati, hanya saja dia terlalu peka dengan perubahan moodku. Dia bahkan yang mengingatkanku bahwa ‘sebenarnya’ aku jatuh cinta dengan ‘sahabat dekatku’. Meski aku mengingkarinya, tapi Krimut tetap bersikukuh. Yah, setelah aku merasa kehilangan ‘sahabat dekatku’, barulah aku percaya dengan yang dikatakannya. Krimut mulai jarang curhat setelah dia punya pacar. Yah, itu suatu hal yang wajar terjadi, dan aku sangat memaklumi. Sudah sangat lama kita tidak komunikasi, hampir 5 tahun mungkin. Lalu tiba-tiba beberapa waktu yang lalu dia muncul di satu SMS, mengajak ketemuan dengan teman-teman lama, tapi tak terlaksana karna ternyata kita sekarang sudah sama-sama sibuk. Kemudian dia mulai sms lagi dan curhat lagi. Pasti dia sedang patah hati. Dan benar saja…

Hey.. aku jadi ingat SMS Krimut belum kubaca.

“Din….aku sedih banget….kamu sudah baca emailku??? ”

Aku langsung bangkit dari tidur, membuka laptop dan mengecek email. Email dari Krimut kubaca berkali-kali, dan aku mulai berkaca-kaca. Aku tau sakitmu Mut, sangat tau. Cinta yang kaubangun begitu lama, dengan susah payah, dari bawah, harus kandas di saat semua cita-cita kalian hampir tercapai, di saat semuanya tinggal selangkah lagi… Aku tau sedihmu. Tapi sungguh aku tidak tahu bagaimana harus membantumu. Kita jauh, hanya kata-kata yang bisa aku tuliskan untukmu Mut, entah meringankan atau tidak…

Aku mulai mengetikkan balasan email untuk Krimut…

Tetap semangat Mut. Hidup harus terus berlanjut. Kamu hanya butuh waktu untuk bisa kembali memulai hari dengan sesuatu yang baru. 6 bln pertama kamu masih merasa sakit dan merana, 6 bulan berikutnya kamu akan bilang: kenapa kamu begitu tega, mulai menyumpah serapah dan sedikit2 ‘membenci tindakannya’ (ingat, yang kamu benci tindakannya bukan orangnya). 6 bulan berikutnya kamu akan bangkit dan bersumpah melupakan apa yang sudah terjadi, menjadikannya hanya sebatas kenangan, dan memulai hidup baru dengan ceria dan penuh semangat. Jadi, setidaknya kamu butuh 1,5 thn untuk kembai bangkit dari semuanya ini mengingat bangunan cinta kalian sudah sangat kuat.


Percayalah Mut, kamu pasti bisa!!

Berjuanglah!!

Cinta itu untuk dinikmati bukan untuk diratapi.


DIA pasti berikan yang terbaik buat kamu. Apa yang menurutmu baik belum tentu baik buat TUHAN. Tapi apa yang menurutNya baik pastilah yang terbaik buatmu…

Masih ingat kan janji TUHAN dalam Yesaya 42:3?? “Buluh yang patah terkulai tidak akan diputuskannya, dan sumbu yang pudar nyalanya tidak akan dipadamkannya, tetapi dengan setia ia akan menyatakan hukum”.


Tenang Mut, bahkan yang sudah patah terkulai pun tidak dibiarkanNya putus.

Aku yakin kamu bisa lalui ini semua. Jika kamu sabar, semuanya akan berlalu dan menuju ke muara dengan sendirinya.


Bawa semua masalahmu pada TUHAN.
Karna hanya padaNya pertolongan kita….


Tidak ada lagi yang bisa kutuliskan. Air mata ini sudah terlanjur jatuh.
Aku tak mampu lagi menuliskan apa-apa. Aku tahu sedihmu. Aku tahu sakitmu. Dan aku tau bencimu pada orang lain itu. Dan membayangkan kebencian itu aku tidak mampu. Semoga hatimu dipulihkan, dan cintamu dikembalikan, meskipun bukan kembali pada dia lagi…

4 thoughts on “Teman Setia…

  1. widya says:

    hiks…hiks…memang mengharukan.
    tp u memang benar mb. memang butuh waktu paling tidak 1,5 th untuk bangkit dari keterpurukan cinta. beda orang mungkin beda juga waktu yg dibutuhkan. tp setidaknya aku butuh waktu segitu 🙂

Any comments?