22 Desember >> hari Ibu..

Hari Ibu….

Coba cek di facebook atau twitter. Hari ini pasti bertebaran status yang berbunyi “i love u, Mom” dengan berbagai versi. Termasuk status saya.

:: ‘i love u, Mom.’ Semoga di sorga sana kau mendengar. Terimakasih telah mengantarku mjd spt skrg ini, dgn kasih & pengorbananmu. Maafkan anakmu blm sempat membahagiakanmu… I love u, Ibu..

Ya, tentu saja saya menyayangi Ibu. Meski saya tahu, beliau terlebih lagi menyayangi saya. Wanita tegar, keras, tapi juga rapuh ini telah memberi saya banyak pelajaran buat saya.

Ibu lahir pada tahun 1940 weton Rabu Legi, itu yang ibu ingat, sampai kemudian kita menemukan buku rapot di SMEP (Sekolah Menengah Ekonomi Pertama –SMPnya SMEA) dan di sana tertera tanggal lahir Ibu yaitu 10 April 1940. Hidup di keluarga yang boleh dibilang cukupan. Beliau hanya memiliki 1 adik laki-laki karena berulangkali adiknya lahir lalu meninggal. Pada usia 17 tahun, tepatnya tanggal 31 Desember 1957, Ibu menikah dengan lelaki ganteng dan mapan yaitu Bapak. Hmm…masih imut ya..17 tahun.. Satu tahun kemudian Ibu melahirkan anak pertamanya di bulan Desember tahun berikutnya, kk1. Bapak sering menceritakan masa2 mereka saat awal2 pernikahan, saat jatuh miskin, saat bersama-sama memulai hidup dari nol dengan 3 orang anak yang masih kecil-kecil. Ah, Ibu memang perempuan yang hebat.

Ya.. Ibu setia mendampingi Bapak meskipun Bapak sudah tidak segagah dulu, meskipun Bapak saat itu hanya bekerja menjadi kuli bangunan, meskipun Ibu harus ikut bekerja menjual makanan kecil di pasar dan dari rumah ke rumah, meskipun Ibu harus ikut berpanas2 di sawah, bangun pagi2 untuk pergi ke pasar menjual hasil panenan. Mereka selalu bersama.  Dalam kemiskinan dan kesesangsaraan, Ibu tetap tegar dan kuat. Wow! Saya bahkan tidak bisa membayangkan keadaan saat itu. Ketika saya bertanya pada Ibu: “kenapa saat itu Ibu tidak meninggalkan Bapak? Padahal banyak teman2 Ibu yang tidak kuat lalu memilih meninggalkan suaminya.” dan jawab ibu: “Ibu melas karo Bapak.”…  Ah, ungkapan cinta yang paling tulus..

Ibu melahirkan saya saat beliau berusia 43 tahun (ya, karna saya lahir tahun 1983). Kala itu Ibu hampir tidak terselamatkan karena saat Ibu hendak melahirkan, Bapak sedang bekerja (jadi kuli bangunan) di PLN. Hanya ada kk5 (kk saya persis) yang masih berusia 4 tahun. Tapi puji Tuhan akhirnya Bapak bisa pulang dan memanggilkan suster untuk membantu persalinan. Ibu sering menceritakan itu pada saya, dan saya hanya berlinang2 air mata. Cerita Ibu selalu mengingatkan saya setiap kali saya melukai hatinya… Maafkan anakmu Ibu.

Ibu menderita sakit hipertensi. Saya tidak tahu persis kapan awalnya. Hanya saja sakitnya itu sangat lama. Sampai kemudian ibu mendapat serangan stroke pertama tahun 2004, lalu kemudian sembuh. Dan di tahun 2005 ibu mendapat serangan stroke yang kedua yang menyebabkan kakinya lumpuh sebelah kiri. 1,5tahun ibu tidak bisa melakukan aktivitas dengan leluasa. Beliau hanya duduk di teras, jalan2 di halaman rumah dengan dituntun Bapak, membaca2 buku tembang Jawa, mendengarkan radio & menonton tv. Ya…Ibu bergantung pada pertolongan orang lain. Dan saat itu, Bapak selalu di sampingnya. 30 Maret 2006 Ibu berpulang ke rumah Tuhan. Sakit yang dideritanya telah sembuh dan Ibu telah berada dalam tempatnya yang damai dan bahagia. Amin.

Setahun yang lalu, tepat di hari Ibu, 1000 hari meninggalnya Ibu, kami memasangkan batu di pemakaman Ibu.

Hari ini, hari Ibu… Bukan hanya hari ini aku mengenang Ibu, karena setiap kejadian baik bahagia maupun sedih, selalu saya bercerita pada Ibu, dengan cara seperti anak kecil: memandang fotonya dan bercerita. Selalu.

Ibu…engkaulah bintangku… Menerangiku siang dan malam…. Maafkan anakmu belum sempat membahagiakanmu….

saat saya kelas 6 SD

I love u, Mom…..

 

::buat semua Ibu & calon Ibu, Selamat Hari Ibu….. 🙂

 

16 thoughts on “22 Desember >> hari Ibu..

  1. Eka Situmorang-Sir says:

    Tik.. aku mbrebes…
    Ah berkaca dari cinta tulus ibumu tersebut, memberikan arti tersendiri buatku tik..
    Ibundamu sudah berisitirahat dengan tenang dan di alam sana tentu tersenyum melihatmu skr.

    salam, Eka

  2. nh18 says:

    Ah saya ketinggalan cerita yang ini …
    saya lama memandangi foto Tt dengan Ibu waktu Tt kelas 6 …

    Dan saya bisa membayangkan bagaimana Tt memandangi foto ibu … setiap kali Tt butuh seseorang untuk curhat …

    Kita doakan saja T …
    Semoga ibu senang dan bahagia di alam sana

    Salam saya

  3. tanagekeo says:

    Aku terseret jauh ke belakang. Kasih sejati hanya memberi. Kami ditinggalkan ibu ketika masih kecil. Kini kasih sejati menjadi lebih nyata. Kami tak pernah bisa membalasnya. Salam kenal….

    #tt
    bawa dalam doa aja mb/mas…

  4. idana says:

    say, air mataku mengalir saat membaca tulisanmu.
    Selamat hari Ibu, semoga Ibu tenang disisi Nya…
    saat kita lagi sedih, saat kita lagi terpuruk kenanglah ibu karena ibu adalah sumber kekuatan kita

    #tt
    bahkan saat Ibu sudah tidak di samping kita pun, beliau masih beri kita kekuatan ya mb…

  5. Pendar Bintang says:

    Hani selalu sedih klau mendengar, membaca cerita tentang seorang Ibu….
    Kadang dengan sengaja tutup telinga, tapi kalau membaca??nggak bis atutup mata….

    jadinya…berkaca-kaca….

    *peluk sayang Mbak*

  6. bundadontworry says:

    bunda gak tahan, selalu saja mbrebes mili, bila membaca ttg ibu.
    Beliau adalah wakil Tuhan dimuka bumi, utk selalu menyayangi dan menjaga kita .
    Semoga Ibunda bahagia di negeri sana ya Tt .
    Beliau benar2 wanita yg sangat penuh cinta, ikhlas, tulus, dan sangat tegar .
    salam

Any comments?

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s