dejavu

Sore ini aku keluar kelas setelah bunyi adzan magrib terdengar dari laptop teman yang kebetulan punya program reminder waktu sholat. Ah, akhirnya ‘diskusi yang seru’ atau kalo boleh dibilang nyaris mendekati debat ini berakhir. Kelas diakhiri dan malam nanti kami boleh beristirahat tentu dengan membawa ‘tugas mandiri’. 😦

Saat mengemasi ‘perlengkapan belajar’ku, sayup kudengar di luar aula sebuah instrumen musik klasik. Dari bunyinya aku yakin musik yang lembut ini bukan keluar dari player atau televisi, tapi ‘live’.  Dan benar saja. Saat aku keluar dari aula di mana aku belajar, satu mini orkestra sedang memainkan satu part lagu. Hmm…aku tersihir seketika. Sudah lama sekali aku tidak mendengar atau menyaksikan pementasan orkestra, live. Hampir 3 tahun mungkin. Aku duduk di lobi menikmati alunan nada yang teratur dalam melodi. Senyumku tersungging. Dia yang bermain biola itu, menggesek biolanya dengan mata terpejam, begitu menikmati permainannya sendiri yang berpadu apik dengan piano, cello, saxophone, dan teman2 violin maupun viola lainnya. Keren… Lalu aku bertepuk tangan sendiri begitu mereka selesai memainkan satu part lagu itu. Hey,pemain biola itu menoleh ke arahku dan tersenyum sambil mengangguk. Hmm….rasanya dulu pernah ada yang melakukan itu. Menoleh ke arahku setiap satu lagu selesai dan tersenyum seolah ingin melihat aku mengacungkan ibu jariku sambil berkata tanpa suara: “bagus!”. Lalu dia akan membalik partitur lagunya dan melanjutkan memainkan instrumen selanjutnya. Aku tersenyum. Seperti pernah mengalami kejadian ini.

Di mana dia sekarang? Laki2 pendiam yang kutemani di ruang latihan musik saat dia berlatih dengan kelompok mini orkestranya? Laki2 gondrong yang begitu fasih memainkan biola. Laki2 berkulit putih yang juga pantai memetik gitar, memainkan piano, dan mengiringiku menyanyikan lagu “Satu Bintang di Langit Kelam” saat menunggu pelatih paduan suara datang. Laki2 yang memainkan ensamble guitar bersama tiga teman yang lain dengan alunan “Tears in Heaven” yang membuatku menitikkan air mata. Lelaki yang memainkan petikan gitar “Romance Diamor” dengan begitu romantisnya saat aku sedang terlihat muram. Laki2 yang mengajariku ‘memegang’ biola dengan benar tapi sampai berpuluh kali dia mengajariku tak juga aku bisa sempurna memegang biola. Laki-laki yang fotonya pernah kupasang di dinding kamarku. Hey….di mana dia???

Instrumen itu… Mini orkestra itu…. Senyuman pemain biola itu…..

Aku tau lelaki itu kini baik2 saja, meski tak pernah kudengar kabarnya. Terakhir yang kutahu dia mengajar musik di sebuah sekolah di jakarta. Kira2 dia masih gondrong nggak ya? Kira2 dia masih pendiam gk ya…..

Hmm….aku tersenyum….mengingat dia… 🙂

Sampaikan salamku buat guru musik yang wajahnya mirip Gabriel Batistuta….. (barangkali ada yang diajar dia..hehe)

7 thoughts on “dejavu

  1. Hary4n4 says:

    Ketemu guru musik gondrong sih sering, tapi kalo yg mirip gabriel batistuta sich…aku gak yakin. Yg banyak mah..mirip grandong..hehe

    hihihi..guru musiknya mz har kok ngeri. Guru musik yg ini donk,ganteng. Murid2nya pasti pada naksir ya..

  2. giru says:

    jadi dejavu juga
    jadi inget film meteor garden pas ( siapa tuh namanya lupa ) main biola diliatin ama tokoh utama cewek nya hehehe

    .:tt:.
    siapa ya?? ingetnya cuma sancai…hehe…

  3. Eka Situmorang-Sir says:

    belum ketemu tuch 🙂
    secakep2nya si gabriel batistutamu itu
    lebih cakep pembetot bass yang selalu nonton voltus tiap weekend alias suami gue ahhahaa

    so sweet anw.. terkadang musik bisa membawa kita kembali ke masa2 yg memang memorable 🙂

    .:tt:.
    wawawawaw…….mas adrian orang musik juga….
    aih….so sweet……
    tapi gabriel batistutaku keren abis….
    yang belum pernah kuliat dia main alat musik tiup, selainnya itu pernah semua…..

  4. mT says:

    denger2 masih di jakarta sist…
    terkepung jadwal ngajar dan kemacetan ibukota.
    cari kontaknya aja di sahabat ngonthel terbaiknya.
    gosipnya sih sekarang tak bertuan…
    hayo kowe!!!

    .:tt:.
    waduh ketahuan…waduh konangan..waduh…
    hehehehe……beneran ni tidak berpuan??
    lah puannya yang dulu ke mana??
    halah! jadi nggosip.. 😛

Any comments?

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s