Beberapa waktu lalu berminggu-minggu setelah pengumuman cpns pemda, aku dapat kabar seorang teman alhamdulillah ketrima. Sebagai sahabat aku mengucapkan selamat padanya. Lalu obrolan pun berlanjut. Ya, memang di antara kami teman-teman seangkatan kuliah, aku paling beruntung dalam hal memperoleh pekerjaan, seperti sudah pernah kuceritakan di sini. Dia pun mengatakan bahwa aku manusia paling beruntung. Lalu dia melanjutkan bertanya dengan pertanyaan ini: Kapan mau melengkapi hidupmu? Menjadi perempuan seutuhnya. Wah, ke arah situ ternyata pertanyaannya. Dia memang telah membuktikan bahwa dia perempuan sejatiΒ dengan memiliki bayi mungil beberapa bulan lalu meskipun pada saat kuliah dulu dia tomboynya luar biasa. Mendapat pertanyaan itu aku jawab dengan tenang: Belum terpikirkan, masih banyak yang ingin kuraih. Tidak sampai setengah menit dari terkirimnya smsku, sudah datang sms balasan: apa lagi??? Hmm, apa lagi ya?? Mungkin karir.
Entahlah, rasanya aku belum jadi ‘orang’ saat ini. Masih terus menjadi anak-anak. Belum matang dan belum dewasa. Masih sangat jauh dengan kesiapan menuju dunia baru itu. Masih terus belajar mencapai kematangan hati & pikiran. Aku juga masih kanak2 Tik waktu menikah dulu. Kedewasaan itu bisa diperoleh dari keadaan atau saat kamu naik tingkat dalam kehidupanmu. Kapan kamu akan merasa dewasa? Kalau tidak pernah?!!. kata temanku tadi. Setahuku, waktu kuliah dulu pemikiranmu sudah jauh lebih dewasa dari aku. lanjutnya. Ya, mungkin saat kuliah dulu pemikiranku lebih dewasa dari dia. Tapi seiring berkembangnya waktu dia bertumbuh dan aku tetap di tempat dengan kedewasaan yang sama seperti saat aku kuliah dulu, walhasil aku tetap kanak-kanak seperti saat kuliah.
Kapan kamu merasa dewasa? Kalau tidak?!
Kalau tidak, mungkin memang aku tidak layak masuk ke dunia itu….
–
kantor, 20 Februari 2009, 21.49 WIB
Menemukan catatan ini saat menunggu hujan reda. Catatan dua tahun yang lalu, yang mengapa masih saja kurasa sama dengan yang kurasa saat ini. Hmm…jarang sy menuliskan yang seperti ini di sini. Maaf ya teman-teman, sy nyampah di sini…
Apa saya mencium aroma undangan? π
*mbantuin tt mentung cahya*
sebetulnya bukan soal dewasa atau ngga sih. Apakah semua yang sudah menikah itu dewasa? Tidak deh kayaknya. Setiap orang punya sifat dewasa dan sifat anak-anak. Buktinya orang tua aja masih bisa cemburuan dan merajuk toh? hehehe Kalau tidak ada sifat anak-anak juga hidup itu membosankan loh.
Aku percaya kok, kalau sudah ada Mr Right juga Titik tanpa ba bi bu akan menyebarkan undangan π Take it easy girl! take your time π (sambil pasang radar yahhhh π )
EM
he…he..he..he..he
tadi bw ke tmpat ais tos..tos..
ke sini juga..
aku sering banget dapet pertanyaan itu…
ampe orang..orang mau muntah nanya itu mulu..
aku jawabnya mah simpel aja..
“gw akan menikah ketika gw merasa itu adalah waktunya,,ketika gw merasa sanggup,,karena itu komitmen seumur hidup,,bukan main..main kaya pacaran,,kalau gak cocok boleh putus..”
biasanya abis jawab itu akan di nasehatii ini itu,,,
dan kata pamungkasnya adalah
“semua akan indah pada waktunya..jdi tenang aj..(*terus ngeloyor pergi dah.. π
si putri itu ngeloyor ke deket pohon pisang, terus ditendang2in sampe roboh! *pelampiasan… wkakakakakaka….
whuahahahaa…….asli ngakak sambil jingkrak2 baca komenmu, Prima….. π π
salam
bukannya belum dewasa mbak, belum waktunya saja mungkin. Aku doakan yg terbaik deh
jujur mbak, aku sebel tuh kalo ditanyain kapan nikah.hehehe
Hidup memang nggak lepas dari pertanyaan Mbak. kapan lulus? kapan kerja? kapan nikah? udah punya momongan apa belum? dan seterusnya. Seperti nggak pernah selesai, haha…
Ohya, saya lagi ngamen nih Mbak,, jreeeeng…
Mabk Titikku sayang lagi curcol nie….. π
Hani juga mau Mbak. mau banget…jika waktu itu sudah datang, tepat menurut-Nya pastilah Hani tidak akan menolak….lari pun tak bisa kalau emang sudah waktunya…
Allahtak pernah terlambat, tap pernah pula datang lebih awal, selalu tepat waktu π
Kalau sudah genjrang genjreng, akan ada pertanyaan lagi,,”Kapan nih dikasih uang recehnya?” hehe…
untung saya belom ditanya ini itu… paling sering ditanya ttg karir, kalo jodoh kayanya ntar pas umur 30 pasti orang sekitar mulai gatel bibirnya, wkakakaaakk..
gak papa mbak, wajar, namanya juga manusia, suka nanya2, asal gak nanya: kapan mati? sudah beli tanah? π
Prima, jadi kapan nih bunda disuruh ngelamar si dia nya ? π
salam
aku yg bagian bawain kue juga mau deh….
atau bikinin hiasan bebek2an dari handuk?
Ikutan jadi pengiring pengantinnya π
dewasa memang gak ngikut umur ya, aku punya teman dengan posisi serupa.
Pada waktunya saat itu akan tiba, …buktinya saya masih belia waktu “saat itu ” tiba, beres kuliah, tanpa kedewasaan apa-apa sementara teman saya baru kemarin menemukan jodohnya π
setuju dengan koment2 sebelumnya Tt,,
dewasa bukan soal umur,,
menikah juga bukan karena umur,,
tetapi saat siap membangun sebuah komitment,,
#saya juga termasuk telat dalam ukuran umum, untuk sebuah komitment itu,, bukan krn ga ada yang meminta untuk menemani hidupnya, tapi krn blm siap dengan komitment seumur hidup itu# π
Aku juga dulu sering ditanya seperti itu, sampe bosen dengernya…..tapi biarin ajalah…klo udah waktunya pasti akan merid juga…yg penting tetap berusaha dan berdoa…..
jadi inget kata iklan ” tua itu pasti, dewasa itu pilihan ” dan menurutku kamu sudah memilih untuk menjadi dewasa, bukankah hidup itu pilihan -pilihan, memilih dan gagal itu lebih baik, dari sekedar memilih tanpa melangkah….artinya kita akan selalu berusaha untuk mendapatkan apa yang menurut kita baik, dan tentu saja menurutNya juga baik.
kalo ditanyain kapan? jawabku : hari bahagia itu pasti akan datang π
m’hanto bner kok tik “dewasa itu pilihan” & sbg tmen akrab dia sdh mlihat dewasamu lwt pilihanmu “memilih & gagal lebih baik drpd sekedar memilih tanpa melangkah”.
kata kiasannya “siap menikah brarti siap hidup rekoso”. jd sdh ada yg ngejak rekoso blm tik? π
hahaha itu kan cm kiasan tik…tuh udah tau yg bner. brarti dah siap dunk. hayyoo kpn? π
pertanyaan kapan merid emang menyebalkan di telinga ya jeng?
aku dulu juga mikir ampe bertahun-tahun tuh, pas di ajak nikah hehe…,
Besok kalau dah nyebar undangan, aku pasti datang jeng…
aku ga pernah nanya..karena tt pasti akan cerita kalau waktunya tiba.. *hihi Pedhe yak*…
kudoakan yang terbaik buat tt..
Tt, semua orang punya sisi dewasa dan kanak2 pd dirinya , termasuk yg sudah menikah sekalipun π
jadi, jgn berdalih belum dewasa utk menjalani komitmen seumur hidup ini ….
(si bunda mulai ngancem nih kayaknya) π
so……………. jalani hidup ini, saat ini, dgn hepi aja,gak usah terlalu pedulikan pertanyaan2 yg gak selesai2 ituh………
krn nanti akan ada lagi pertanyaan2 lanjutan……… π
Yakinlah, hanya yg terbaik utk dirimu dari NYA………. pd waktunya……. π
(peluk2 sayang)
salam
Tt sayang………..nama bunda dah ada dlm daftar undangannya khaaann…… π
*ngarep*
salam
aku juga diundang khan mbak???? π
Kalau menurut saya antara dewasa dan menikah ga ada hubungannya. Dewasa itu adalah sudah dapat bertanggung jawab sepenuhnya atas segala perbuatannya. Sedangkan Menikah itu adalah ibadah (dari sudut agama), dan berani berkomitmen dan berbagi (dari sudut psikologi). Tapi orang tua kita berpendapat kalau cepat dewasa akhirnya disuruh married deh itu anaknya dengan harapan dalam situasi dan kondisi perkawinan si anak mau belajar cepat. Yang pasti modal menikah adalah keinginan kuat untuk memulai suatu kehidupan babak baru…..*kira-kira dapat undangan ga yah?*
sampai hari ini aku sering merasa kadang dewasa kadang nggak
dewasa dan tidak itu bisa kita sesuaikan pada waktu dan tempat yang tepat itulah baru bisa disebut dewasa beneran dek
dan bila kita lihat dari kesemuanya maka semua orang itu memiliki sisi ketidakdewasaan pada dirinya
*koq tua kali komenku ya? π
Setuju sama komennya Mbak Julie..
hehhehehe
jangan setuju2 aja kelen woi xixixi
Hehehehe..
ukuran tingkat kedewasaan orang2 itu berbeda..
belum tentu ah orang yg sudah menikah itu disebut dewasa..
dan kebanyakan, pertanyaan2 itu tak akan pernah berhenti pada satu topik pembahasan : masalah pernikahan…
pasti ada banyak pertanyaan yg membola salju dan siap utk digelindingkan..
heheheh..saya juga sedang mengalaminya Mbak..
ya, saya percaya sesuatu itu akan indah pada waktunya nanti..
nggak usah khawatir T..
namanya lahir, jodoh, mati hanya Tuhan yang tau..
live your life happily..
π
Kayaknya si menikah tidak menjamin kita menjadi dewasa, tapi setidaknya ada banyak dorongan (paksaan) setelah kita menikah untuk menjadi lebih dewasa karena pernikahan itu dan konsekuensinya.
Tapi juga jangan terlalu dipaksa dan dipikirkan sampe mumet, biarkan saja mengalir dengan sendirinya. Toh kegalauan seperti ini pasti dirasakan juga oleh kebanyakan orang pada masa hidupnya.
Jadi nikmati saja hidup dan statusmu kini.
Salam.. .
waktu kuliah ditanya kapan lulus???
lulus kuliah ditanya kapan kerja???
setelah kerja ditanya kapan nikah???
setelah nikah ditanya kapan punya anak???
setelah punya anak ditanya…. dst.
-mungkin- memang seperti itulah rangkaian kehidupan yang -biasa- terjadi, tapi yang pasti jodoh, rezeki, dan maut sudah dituliskan bahkan sebelum manusia dilahirkan….
_selamat menikmati hidup mba’ π _
Waduh …
catatannya masih tersimpan ya Tik …
Justru menemukan tulisan ini dan kesadaran akan hal ini lah ,…
yang mengindikasikan bahwa TT sudah dewasa …
Udah Gede …
heheh
Salam saya Tik
aku jg selalu merasa “ada gadis 17 tahun dalam diriku” dan itu fine-fine saja, bukan berarti dalam kehidupan nyata dan sehari2 kita tidak bersikap dewasa? Menikah itu pilihan. Menikah tdk menikah masalah tetap ada. Menikah tidak menikah kita bisa bahagia. Memang wanita memiliki jam waktu untuk memiliki anak….tapi kalo kita menikah hanya untuk memiliki anak setelah menikah tidak bisa memberi anak kita jadi kecewa. Kalau kita sudah menemukan orang yang tepat (tepat disini tidak hanya masalah cinta saja, kita tidak hidup dgn cinta saja bukan) tidak ada salahnya melangkah ke jenjang itu.
itu udah urusan hati mbak, jadi pilihannya harus bijak ya mbak.
saya doakan yang terbaik saja lah… π
udah jadi orang kok mbak.. heheheeh tinggal meniti ke orangannya menjadi lebih baik dan lebih bersemangat lagi…
dewasa.. ga ada yang dewasa secara sempurna, karena tetep ada jiwa anak anak dalam diri kita, makanya kita menyukai anak-anak itu..
heheheehh
kok bagi saya ga nyampah ya mbak… seneng bacanya
gak mengapa kok kita terus memiliki sisi kekanak2an.. gak ada salahnya juga kan :p
baru tau manfaat dari bewe nih.. jd lagi tahap memulai..
Tik, pokoknya kalau undangan sudah dicetak, jangan lupa kirim satu buatku ya … π
Wah, tapi pastinya pesta diadakan di Purworejo ya. Iya deh, sambil jalan-jalan … *ngarep* π
Astagaaaa, Jeeeng, udah hampir jam sepuluh malem masih di kantor? Gak serem tuh?
Urusan yang satu itu emang gak bisa dipaksakan, harus siap secara mental. Walo dana siap, kekasih sedia setiap saat, nek hati yang belon siap, ya percuma π
Sukses yaaa….
Aku yo ra mudeng sih indikatornya hihiihihihi……
Yang pasti siap adalah ketika kita rela memikirkan kebutuhan dan kebahagiaan pasangan diatas kepentingan kita, ketika sudah ingin membagi hidup bersama seseorang, ketika sudah membayangkan anak-anak di sekitar kita, ketika rela sakit untuk pasangan, ketika hidup ini tak hanya untuk diri kita sendiri tapi untuk keluarga yang akan terbentuk, ketika rela meninggalkan kesenangan2 pribadi, ketika kita tak mau lagi berpisah dengannya hahahaha……
Setidaknya hal itulah yang membuatku dulu berani kawin hahaha…. (disamping selak ngebet π³ )
Pesen undangannya juga ya..
π
hmm..dewasa itu…apa yah?? aku juga kadang merasa belom dewasa mbak.. kadang ngerasa masih anak-anak..tapi kalo soal melangkah ke jenjang pernikahan, itu merupakan pilihan kita lho, siap apa nggak buat ngejalaninnya.. ga mesti nunggu kita dewasa dan matang banget deh.. *deuu kaya yg dah pengalaman aja aku nya ya mbak…
tapi semua akan indah pada waktunya khan mbak.. π
udah tanggal 22, update mbak sayang
kalok pas jagong manten gitu saya sukak ditanyain “Kapan nyusul Ru?” naaa biasanya kan yang nanyak udah agak senior gitu, soalnya kebeneran itu yang sebayanya saya juga masih pada jomblo kapiran..lalu saya mbalesnya kalok pas ketemu di Misa Requiem ato kesripahan gitu saya balik nanya “Kapan nyusul pak/bu?” Jangan tiru2 saya lho
Untuk yang satu itu, kalau memang waktunya, semua akan berjalan dengan sendirinya … Dan menurutku, dunia yang satu itu adalah pilihan, tidak ada kaitannya dengan lengkap/tidak lengkap, dewasa/tidak dewasa …
Sebentar lagi juga kamu akan memasuki babak baru. It’s really a great opportunity to develop yourself ….This probably will become another milestone in your life …
Good luck sis…
GBU all the way…
π
Jadi inget cerita (entah serius atau becandaan) soal hasil penelitian anak-anak kelas 4 di luar negeri, soal orang Indonesia….hasilnya gini nih :
1. harus makan nasi
2. umur 20 ke atas, selalu ditanya “kapan menikah”
3. kalo sudah menikah ditanya lagi “kapan punya anak”
4. kalo dah punya anak ditanya “kapan nambah lagi”
hehehe……tt….ini aku punya lagu yg kalo kudengerin kok selalu gimanaaa gittuuu, yg nyanyi kalo ga salah Natasha, judul Beranjak Dewasa
Waktu seakan berlalu begitu cepat
Tak terasa tubuhku bertambah besar
Makin lama aku semakin berbeda dengan temanku yang slalu ceria
Aku pun malu bermain lagi
Aku tak bebas bercanda lagi
Aku tak mau menjadi dewasa..
Dan harus bergaul dengan mereka.
Yang tak lagi seusia, tak lagi bermain boneka
Dapatkah aku kiranya tak berubah dewasa
***
Sependapat dengan om NH…dengan menampilkan tulisan ini, sebuah tanda kalau semakin dewasa..
apakah dewasa identik dengan pernikahan? saya pikir jawabannya TIDAK…
***
weh dah dekat waktu ngundang2 ya…lapor2 dulu ya jauh2 hari…kali2 aja bs dateng π
hanya bisa bilang : Wish u all de best! π
U’ll know when the time is coming tik π
somehow u’ll know it koq…
Update…update oooiiii….
peyuk, peyuk….
Mbak….yang di atas “yudisdiary adalah diriku…..maaf…atdi HRD ku main kesini minta diajarin bikin blog…eh lupa blomlog out
Itu karena belum ketemu ama tambatan hati ajah…
coba ntar kalo udah ketemu, pasti pengin berdua selamanya…
Ayo..ayo.. segera mencoba melangkah menjadi dewasa.. *dengan mencetak undangan misalnya, sitempatku bisa diskon lhoooooo… π * promo colongan,, hahaha…
kalo dah ada calon, mbok jangan ragu mbak…
hhm… aku paling sebel kalo ditanyain gitu Mbak…
semoga dipermudah mbak.. saya juga sudah menikah loh jiah pamer π
hahaha jadi inget pas lebaran, semua saudara atau teman yang lama enggak ketemu pasti nanya “mana nyonyanya?” atau “anaknya berapa?”.. sebuah pertanyaan klasik dan simple tapi cukup mengusik dan bikin sebel hahaha
turu-turu wis, rabi dipikir kesok wae…. Met dini hari Mbak..