Aku menemukanmu,
dalam sunyi malam dan dingin tanpa pelukan.
Hanya matamu menatapku lekat,
enggan kau lepas meski kau tau aku ngilu dengan tatapanmu…
Langkahmu menyusuri jalanan kota,
menerabas keramaian dan binar lampu jalanan.
Kurasakan panas tubuhmu,
tersengal-sengal nafasmu,
dan keringatmu…ingin kuusap dengan ujung lengan bajuku..
andai saja kau mau..
Kamu lelah…
Lelah memanggul dendam yang tak kunjung kau letakkan,
lelah mencari cara melepaskan amarah..
Tidakkah kau ingin beristirahat?
Di beranda ini,
tersimpan kumpulan naskah, yang telah kau susun
dengan hati2 dan sangat teliti.
Sebuah karya besar,
yang kaunilaikan padaku setiap selesai satu babak.
Aku menunggu dalam diam,
sampai seluruh karyamu kauselesaikan..
Malam ini aku menemukanmu,
memandangku tajam, dalam..
memegang catatan yang kausebut kenyataan,
meyakinkanku sebuah kebenaran.
Meski kini tlah kaudapati
kumpulan naskah yang kauberikan padaku,
kuletakkan dalam kotak
yang kuberi label: fiksi!
…
Mari beristirahat kawan,
hari sudah menjelang pagi..
#tt
07.01.10: 01.54 wib
Gatau kenapa Mba Tik, menangkap gelombang kemarahan.
Btw oot nih, suka banget potonya.. Kaya orang Jepang Mba..
semacam ‘sadis’ ya mas Dan ๐
Ow, makaciii…. Sudah melalui proses editing sekian kali. Haha….
Hihihihi. Ngga sadis juga kok Mba Tik. Teges ajah.
Bagus banget loh potonya Mba. Hehehe
Indah sajaknya mbak..
Thank you, Ritz…
Hawayu?
pangling lihat fotonya mbak TT
Keingat lirik, tlah lewat malam…jangan jalan trus…..
menulis tengah malam itu menyenangkan ya..
heummm..indah ๐
puisinya cantik-cantik kayak orangnya ๐
Terima kasih mb Hana ๐