Pelajaran untukku…

 

Sore ini aku ingin menghabiskan waktu dengan berjalan-jalan mengelilingi kota. Tidak seperti biasanya, kali ini aku ingin sekali menggunakan angkutan umum. Bukan karna motorku sedang bermasalah, tapi aku hanya rindu menikmati angkutan umum dan rindu bersosialisasi dengan penumpang-penumpangnya. Kupilih tujuan ke pusat kota.

 

Aku mendapat tempat duduk di tengah, nomor dua dari depan pada bangku isi dua. Di sampingku seorang perempuan kurang lebih seusia kakakku, dua tahun lebih tua dari aku. Dia cantik. Dengan kemeja lengan panjang yang pas di badannya dan rok panjang jeans serta tas slempang kecil, dia tampak sangat lembut dan anggun. Sempurnanya Tuhan menciptakan perempuan ini, pikirku dalam hati. Kusapa perempuan di sampingku tadi.

 

”Mau ke mana mbak?”

 

Perempuan nan sempurna tadi hanya menatapku dan tersenyum sambil mengangguk. Aku tidak mengerti maksudnya apa. Kutebak saja.

 

            ”Mau shopping ya mbak?”

 

Kali ini dia kembali tersenyum. Wow, senyumnya manis sekali. Tapi kenapa dia hanya tersenyum???

 

            ”Ke malioboro mbak?”

 

Menggeleng.

 

            ”Beringharjo?”

 

Menggeleng.

 

            ”Oh, Cuma jalan-jalan aja?”

 

Agak lama dia menatapku dan akhirnya kembali menggeleng.

 

            ”Trus, mau ke mana dong??”

 

Tanyaku agak sewot. Aku sudah sedikit jengkel dengan responnya yang hanya mengangguk dan menggeleng sambil terus tersenyum. Dan kali ini responnya hanya tersenyum. Ada apa dengan orang ini? Apa aku salah bertanya? Atau aku dipandang rendah sama dia? Nggak level mungkin dia ngobrol sama aku. Atau apa? Ah, biar saja lah. Nggak usah lagi ngajak ngobrol perempuan cantik ini. Yang diajak ngobrol cuma senyum-senyum aja, nggak bisa ngomong. Gerutuku dalam hati sambil membuang pandangan ke arah kanan, berpaling dari si perempuan. Ada penyesalan dalam hatiku, kenapa punya keinginan aneh pengen naik angkot. Hmmmhh…..

 

Kami terdiam beberapa saat. Tiba-tiba perempuan di sampingku tadi menepuk pundakku. Aku menoleh sambil tersenyum menyembunyikan kedongkolan. Tapi….. seketika kedongkolanku runtuh tatkala dia menggerakkan jari tangannya membentuk sebuah isyarat yang tidak aku mengerti maknanya. Aku mengernyitkan dahi dan ekspresi mukaku penuh tanda tanya. Lalu dia mulai mencoba mengucapkan kata-kata…terbata-bata.

 

            ”…a…a…af…”

 

God! Perempuan cantik di sampingku dengan senyum manisnya dan penampilannya yang sempurna ternyata……..ternyata tuna wicara….. Ya Tuhan….ampunilah hambamu yang sempit hati dan pikirannya ini. Dadaku rasanya sesak. Penuh sesal. Begitu mudahnya aku berprasangka buruk pada orang lain, begitu mudahnya aku kesal, begitu mudahnya aku marah. Ya Tuhan, ampunilah hambamu….

 

Aku memberikan senyum kepada perempuan luar biasa itu. Dan dengan penuh sesal aku minta maaf atas sikapku tadi. Dia tetap tersenyum dan dengan bahasa isyarat yang tak kumengerti maknanya dia menjawab permintaan maafku. Mudah-mudahan arti isyaratnya adalah dia memaafkanku, kuterjemahkan itu dari senyumannya.

 

Di stasiun Tugu dia turun. Sebuah senyuman dan lambaian tangan dia berikan untukku. Dan yang terutama dia berikan pelajaran berharga untukku…… Meluaskan hati, berprasangka baik, sabar…….dan banyak pelajaran ketekunan hidup yang kudapat darinya. Tidak ada manusia yang sempurna di dunia ini, namun darinya aku dapatkan pelajaran: kekurangannya menjadi kekuatannya…….

 

 

 

*Han…pinjem status fb-nya ya, jadi tema di sini,hehe…*

One thought on “Pelajaran untukku…

  1. ekaria27 says:

    Terkadang buruk sangka itu meluncu lebih cepat di kepala ini daripada prasangka kebaikan…
    anw selamat dpt peljaran berharga ya.. 🙂
    aku juga memetik satu hikmah disni

    iya betul mb…. tapi mulai mencoba menjaga hati dan pikiran….
    makasih mb…

Any comments?