Bapak sampai di Jepang

Setelah semua persiapan lancar, tanggal 13 Maret 2013, Bapak berangkat dari Adi Sucipto Jogja transit di Ngurah Rai Denpasar. Sesuai jadwal, Bapak akan tiba di Kansai airport di Osaka hari berikutnya, 14 Maret 2013 pukul 08:30 JST. Saya jemput di bandara. Saya berangkat dari Naruto dengan bus pukul 05:30. Puji Tuhan ada teman yang mengantar dari asrama sampai halte bus di pagi buta itu. Terima kasih ya.

Bus melaju dengan tenang. Saya tertidur karna semalam saya tidak tidur sama sekali. Di hari-hari akhir sebelum kepulangan memang saya sering tidak tidur. Beberes yang tak beres-beres dan entah apa lagi. Sampai lupa saya. Dan tiba-tiba bus sudah mendekati bandara. Lumayan juga, tidur sekitar 2 jam. Sampai di Kansai airport masih sekitar pukul 07:30. Wah, masih lama donk menunggu Bapak dan kakak. Akhirnya saya turun ke lantai 2, jalan-jalan nyari kombini untuk beliin pelembab bibir buat Bapak. Suhu memang sudah menghangat untuk kita yang di Jepang, sekitar 8 derajat saat itu. Tapi untuk Bapak, yang baru datang dari Indonesia, pasti dingin sekali. Dan biasanya bibir jadi kering dan pecah-pecah. Makanya perlu pelembab bibir. Pukul 8 saya turun ke lantai 1, pikir saya supaya saya sudah di tempat ketika Bapak dan kakak keluar. Setengah 9 lebih, belum keluar. Mungkin urusan imigrasi dan bagasinya lama, pikir saya. Malah kemudian saya bertemu dengan suami dan anak-anaknya kawan saya yang baru datang dari Indonesia. Wah, satu pesawat dengan Bapak donk, tanya saya. Iya, tapi saya udah terakhiran lho ini keluarnya. Heh?? Lha Bapak sama kakak mana?? Saya masih menunggu dengan sedikit cemas. Jangan-jangan ada masalah di imigrasi atau claim bagasi nih. Masih celingak-celinguk, tiba-tiba saya ditepuk suaminya teman saya tadi dari belakang, dan dia datang bersama Bapak…. Haaaaaaa…..ternyata Bapak sudah nunggu di luar dari tadi.. Pesawatnya mendarat lebih awal dari jadwal. Bodohnya, saya kok ya gak ngecek di pengumuman. Ha..sudahlah yang penting sudah ketemu Bapak. Peluk-peluk Bapak dan kakak lalu nganter Bapak ke toilet dulu plus ngasih jaket yang lebih tebal. Bener kan, Bapak kedinginan.

welcome to Japan, Pak

welcome to Japan, Pak

welcome to Japan, sist.. Makasih sudah nganterin Bapak sampai ke Jepang..

welcome to Japan, sist.. Makasih sudah nganterin Bapak sampai ke Jepang..

Dari bandara kami tidak langsung pulang ke Naruto, tapi kami ke Kyoto dulu buat jalan-jalan. Kalau udah pulang ke Naruto, nanti susah buat jalan-jalan. Kami naik bus lagi dari bandara ke Kyoto. Semua tiket sudah saya pesan di Naruto kemarin, termasuk tiket pulang dari Kyoto ke Naruto besok. Di bus saya tanya-tanya ke Bapak tentang perjalanan semalam. Ini adalah perjalanan dengan pesawat terbang pertama untuk Bapak maupun kakak. Wah, terbang pertama langsung ke Jepang, kata saya. Bapak pun cerita kalau pas di Bali ternyata transitnya cuma sebentar sekali, tidak ada waktu istirahat sama sekali, langsung masuk pesawat dan terbang. Lalu setelah tiba di Osaka, di bagian pemeriksaan dan imigrasi Bapak ditanya alamat saya. Lha Bapak gak tahu, tahunya cuma Tokushima. Lalu oleh petugas ditanya nama lengkap saya dan tanggal lahir saya. Untunglah di keluarga kami, tanggal lahir memang diingat, jadi Bapak maupun kakak dengan mudah menyebut nama lengkap dan tanggal lahir saya. Lalu dicek oleh petugas dan ditemukan alamat lengkap saya. Petugas sendiri yang akhirnya menuliskan di form. Beres deh urusan. Yang gak beres, ketika keluar kok saya gak ada. HP kakak tidak bisa untuk menghubungi karna tombol roamingnya belum di-ON-kan. Hihi..maklum grogi ya Buk :P. Dan di bus pun kita jadi yang paling ramai, padahal di bus gak boleh ramai-ramai. 😀

baru tiba di Kyoto.. Berfoto di bawah bunga sakura (atau momo ya?) dan kedinginan.. brrrr.....

baru tiba di Kyoto.. Berfoto di bawah bunga sakura (atau momo ya?) dan kedinginan.. brrrr…..

tetap bergaya meski dingin :D

tetap bergaya meski dingin 😀

Sekitar satu setengah jam perjalanan, kami sampai di Kyoto. Di Kyoto, kami menginap di Kyoto Hana Hostel, hostel untuk para backpacker. Kami memilih yang satu kamar untuk bertiga, Japanese style. Sampai di sana belum waktunya cek in. Kami istirahat dulu di  ruangan bersama yang bisa digunakan untuk istirahat. Bapak saya bikinkan teh lalu tidur. Sekitar pukul 1 atau 2, perut sudah lapar. Kami keluar untuk makan. Kebetulan dekat hostel ada warung Sukiya, ya sudah yuk makan di sini saja.

makan pertama di Jepang :D

makan pertama di Jepang 😀

Setelah selesai makan, Bapak masih dingin sebenarnya. Saya tawarkan mau jalan-jalan apa mau istirahat di hostel? Ternyata pada mau jalan. Kami lihat peta yang kami dapat dari hostel. Lalu memilih lokasi yang dituju. Pilihan jatuh ke Fushimi Inari shrine. Kebetulan saya juga belum pernah ke sana. Yang saya tahu, shrine ini digunakan sebagai lokasi syuting film Memoirs of Geisha. Kami menggunakan kereta menuju Inari. Dari Kyoto station hanya 2 stasiun. Berhubung kami ngobrol di kereta, alhasil kami melewatkan stasiun Inari. Hahaha… Kebablasan deh. Kami turun di stasiun berikutnya dan mengambil kereta balik yang ternyata lama. Dingin banget waktu nunggu kereta. Kita pun cari-cari lokasi yang tingkat kedinginannya paling rendah. Haha…

keretanya mirip Prameks :D

keretanya mirip Prameks 😀

di dalam kereta yang sepi..

di dalam kereta yang sepi..kereta balik habis kebablasan 😀

sampai juga di Inari station :D

sampai juga di Inari station 😀

tinggal aja, Pak.. Kalau keluar, tiketnya ditelan :)

tinggal aja, Pak.. Kalau keluar, tiketnya ditelan 🙂

Akhirnya sampai juga kita di Inari shrine. Tidak begitu ramai kelihatannya, padahal cukup terkenal juga tempat ini. Gak papa deh, malah bagus buat foto-foto :P. Di kuil ini terdapat ribuan torii (pintu gerbang) sebagai penghargaan kepada para donatur pembangunan kuil. Warnanya merah-oranye. Konon warna demikian untuk mengusir roh-roh jahat. Jadi di sepanjang setapak, kanan-kirinya adalah torii-torii itu. Udah pernah nonton Memoirs of Geisha? Pasti tahu lah ya 🙂 Saya sih belum. #eh 😛

bergaya di pintu gerbang utama

bergaya di pintu gerbang utama

Bapak & anak sama-sama gaya :P

Bapak & anak sama-sama gaya 😛

bertigaaa ^_^

bertigaaa ^_^

Sudah berkeliling shrine, Bapak sudah capek, tapi yang terutama sih sudah kedinginan. Kami pun kembali ke penginapan. Naik kereta lagi menuju Kyoto station. Dari Kyoto station ke penginapan kita jalan cepat, habisnya dingin. Hehe… Sampai penginapan, gelar futon lalu istirahat sebentar sambil ngobrol-ngobrol. Setelah lelah dan dingin hilang, kami bergiliran mandi. Mau makan masih pada kenyang. Tapi kalau gak makan bakalan lapar. Pilihan jatuh ke….bikin Indomie..!! Wkwk.. Kebetulan kakak bawa Indomie dan di penginapan memang bisa masak. Yippie…merasakan Indomie Indonesia… Enak banget. Kami bikin 4 porsi, 1 porsi untuk nambah :D.

Selesai makan, kembali ke kamar. Ngobrol-ngobrol lalu lambat laun Bapak tertidur sementara saya dan kakak masih ngobrol plus nransfer foto-foto. Tidak berapa lama sudah terdengar suara dengkuran Bapak. Ah mak….tak terkatakan deh bahagia dan harunya. Luar biasa ya penyertaan Tuhan dalam hidupnya. Luar bisa berkat Tuhan dalam hidupku. Saya merasa ajaib bisa bersama-sama Bapak di Jepang di usia Bapak yang ke-79. Ajaib biasa mendengar dengkurannya di Jepang. Ajaib. Tuhan memang benar-benar ajaib. Syukur padaMu ya, Allah. Tak terasa air mata berlinang. Saya memunggungi kakak saya (biar gak ketahuan kalau mewek :mrgreen: ) lalu tidur.

Besok jalan-jalan ke mana lagi ya? Tunggu cerita selanjutnya ^_^

 

35 thoughts on “Bapak sampai di Jepang

  1. yayats38 says:

    Sebagai orang tua tentunya bangga ya melihat anaknya sukses 🙂
    Walau ceritanya sarat dengan jalan-jalan tapi terharu saya bacanya.
    Sukses buat Mbak Titik dan keluarga.

  2. monda says:

    Ti…, ..suhu 8 itu kan masih dingiiin bangeeet…Celcius kan?
    berasa masuk kulkas,…
    stasiun kereta bisa dibablasin, mau bayar utang ngobrol dua tahun sih…
    syukur ya bapak di usia lanjut punya kesehatan prima, kalah dah suhu dingin, dan masih jetlag udah langsung jalan2 lagi …
    pengen nanti sesehat bapak

    • celoteh .:tt:. says:

      Iya Bunda, masih dingin banget.. Itu Bapak kukasih kairo yg kalau diremas-remas jadi hangat. Tapi Bapak memang hebat, saya juga salut Bun. Puji Tuhan banget..

      Amin, semoga kita semua dikaruniai kesehatan & umur panjang ya Bun.. 🙂

  3. danirachmat says:

    Seruuu mba Tik bacanya. Bisa membayangkan kalau saya yang diposiainya sampean pasti nangis jugak. Semoga Bapak sehat terus ya Mba.
    Btw dibanding liat filmnya mending baca bukunya Memoirs of Geisha Mba. Tapi pemandangan di filmnya emang bagus sih. Hehehe

  4. Lidya says:

    seru mbak ceritanya, bapak setelah pakai mantel putih itu jadi mirip orang jepang beneran loh mbak hehehe. Mbak request dong cerita tentang lokasi pembuatan film Memoirs of Geisha kapan-kapan

  5. applausr says:

    luar biasa nih rasanya bisa membawa orang tua ke jepang… saya pernah merasakan hal yang sama ketika akhirnya orang tua saya bisa ke melbourne. good feeling…

  6. Pakde Cholik says:

    Wah senangnya dikunjungi bapak dan mbakyu.
    Beliau pasti senang ya duk nglencer ke luar negeri
    Saya melihat gurata bahagia di wajah beliau
    Reportasenya menarik
    Salam hangat dari Surabaya

  7. prih says:

    Karunia kesehatan bagi bapak di yuswa 79 sungguh prima ya Jeng, hati yang gembira menyambut wisuda putri bungsu memompakan semangat syukur luar biasa. Salam

  8. Ety says:

    Keretanya cumi ya cuma mirip penampakan luarnya, dalemnya lebih bersih..qiqiqi…Bapak pasti bahagia dan bangga punya putri seperti Mba Titik

Any comments?