Gasing: Permainan tradisional Indonesia yang tersebar hingga ke Jepang

Menurut KBBI online, gasing adalah mainan terbuat dr kayu (dan sebagainya) yang diberi berpasak (paku atau kayu) yang dapat dipusingkan dengan tali. Jadi inti dari permainan ini adalah membuat gasing berputar.

Persebaran gasing di Indonesia merata di seluruh wilayah nusantara. Oleh karnanya permainan ini memiliki nama yang beragam. Di Jakarta dan Jawa Barat, permainan ini disebut gangsing atau panggal, di Lampung disebut pukang, di Jambi, Bengkulu, Tanjungpinang, dan wilayah Kepulauan Riau, serta Sumatera Batar disebut gasing. Sementara itu di Kalimantan Timur, permainan ini disebut begasing; di Bali disebut megangsing; di NTB disebut maggasing, di Maluku disebut aipong. Masyarakat Bolaang Mongondow di Sulawesi Selatan menyebutnya paki, sementara masyarakat Bugis menyebutnya dengan maggasing atau agasing. Masyarakat Yogyakarta menyebutnya gangsingan. Dan kemungkinan masih banyak lagi istilah di daerah lain untuk permainan yang satu ini. Berikut ini adalah slide gambar gasing dari berbagai daerah di Indonesia yang saya ambil dari sini. Gerakkan kursor pada gambar untuk mengetahui daerah asal gasing tersebut.

Untuk memainkan gasing biasanya digunakan tali dari kain (atau bahan lain) yang dililitkan bada badan gasing. Kemudian gasing disendal/dihentak sambil tali yang melilit ditarik sehingga gasing berputar pada porosnya. Ada juga yang menggunakan bantuan bilah bambu sebagai pegangan tali, kemudian tali ditarik sehingga gasing berputar. Di Jawa Tengah dan Yogyakarta, permainan dengan menggunakan gasing disebut pathon yaitu beradu gasing yang sedang berputar. Gasing yang berhasil mengenai gasing lain hingga keluar dari arena maka dia menang. Namun ada juga yang hanya dimainkan dengan menikmati perputarannya. Ketika masih kecil dahulu, saya pun sering bermain pathon ini dengan teman-teman di kampung di halaman rumah sepulang sekolah atau malam hari terutama saat bulan purnama (kala itu bulan purnama benar-benar dinanti oleh anak-anak karena suasananya sangat bagus untuk bermain bersama). Setelah kerja, saya kembali bermain gasing dari bambu. Tidak untuk diadu, hanya dinikmati perputarannya.

Setelah saya di Jepang, suatu hari di kelas Japanese Education and Culture, kami dikenalkan dengan permainan tradisional Jepang yang bernama Chon’kake Goma. Dan sensei membacakan sejarahnya bahwa Chon’kake Goma berasal dari Indonesia puluhan (atau bahkan ratusan) tahun yang lalu yang kemudian dibawa ke Kumamoto Jepang dan dikembangkan di sana sehingga menjadi permainan tradisional masyarakat setempat. Cara memainkan mainan ini sedikit berbeda dengan gasing sebagai nenek moyangnya. Namun intinya masih sama yaitu berputar. Contoh videonya ada di sini (duh, adik ini lincah sekali memainkan Chon’kake Goma). Namun ada juga jenis goma yang dimainkan seperti gasing di Indonesia yaitu diputar di bidang datar dan beradu dengan goma lainnya.

Sampai saat ini saya masih belajar memainkan chon’kake goma ini. Saya baru bisa mengayunnya seperti mainan yoyo, namun belum bisa menerbangkan dan menangkapnya. Semoga segera bisa supaya Sensei tidak bosan mengajari saya terus-terusan dan supaya bisa beranjak ke tahap selanjutnya hingga mahir seperti adik di video tadi.

Menuliskan ini, saya kembali merasa betapa kayanya Indonesia dengan permainan tradisionalnya, dari yang menggunakan media mainan, hingga yang tanpa alat yang dimainkan dengan bernyanyi, berkelompok, menggambar di tanah, dan lain-lain. Adalah tugas kita sebagai generasi muda untuk melestarikan kekayaan budaya bangsa, termasuk melestarikan gasing sebagai permainan asli Indonesia.

Semoga artikel ini bermanfaat bagi kita semua. Artikel ini diikutsertakan pada Mainan Bocah Contest di Surau Inyiak. Terimakasih.

Salam,

Sumber:

24 thoughts on “Gasing: Permainan tradisional Indonesia yang tersebar hingga ke Jepang

  1. Masbro says:

    Chon’kake Goma ternyata adaptasi dari permainan nusantara.. Membacanya, saya turut merasa bangga.

    Ngomong2, semua pada ikutan kuisnya Mas Vizon ya? Saya baru tahu dari prit. Pengen menyemarakkan acaranya juga..

    Semoga sukses ya Mbak,,

    Semoga generasi muda bisa menjaga kekayaan bangsanya ya Bro.. 🙂

    Kamu juga sukses untuk kontesnya ya Bro…
    Ssstt…udah bulan sebelas. Sukses juga buat sesuatu di bulan sebelasnya… 🙂

  2. Imelda says:

    laah kok ada sumber yang mengatakan chonkake koma itu dari Korea 400 th yang lalu ya? (http://nenrinpic2011.jp/kaseblog-ichiran/1490.html)

    Anyway, dari wikipedia aku baru tahu gasing itu awalnya dari Mesir 1500 SM… hebat ya sejarahnya sudah lama sekali dan terus bertahan. Aku pernah dibelikan gasing Indonesia dari bambu yang berlubang, sehingga kalau diputar mengeluarkan bunyi wuuuu…. Riku senang sekali

    Dari sumber yang kak Em, berikan, kemungkinannya memang begitu kak. Persebarannya kemunginan melalui Korea lalu ke Jepang. Dari Indonesia ke kawasan Asia, ke Korea lalu ke Jepang. Jadi mungkin bukan puluhan tahun yg lalu, tapi ratusan tahun yang lalu (berhubung sensei jelaskannya pakai bhs Jepang, jd kadang gk nyaut, tapi berdasar rute peta yang Beliau tunjukkan memang begitu rutenya)

    Kalau cikal bakalnya dari Mesir, itu pun sangat masuk akal. Dilihat dari bentuknya (yang gasing telur terutama) sepertinya sering terlihat di gambar2 di Mesir kuno. Anyway, thanks so much untuk tambahan informasinya ya Kak. Memperkaya tulisan ini. 🙂

  3. monda says:

    Dari dulu Aku nggak bisa deh mainin gasing, nggak bisa mutar lama, selalu minta tolong teman buat mutarnya

    hehe…ndak papa BuMon. Kalau BuMon pakai gasing bambu, pasti bisa mutar lama.. 🙂

  4. vizon says:

    Sekarang ini, anak-anakku lagi getol-getolnya main gangsing, tapi bukan yang tradisional, melainkan yang modern dan berasal dari kartun Jepang, yakni Bayblade. Memang tidak serumit gangsing tradisional cara memainkannya, tapi untuk merangkainya perlu juga ketelitian dan skill yang bagus.

    Terima kasih atas kiriman artikelnya, Tik..
    Saya sudah catat sebagai peserta dalam MAINAN BOCAH CONTEST 🙂

    Gasing international ya Uda, bukan gasing tradisional. Hehe…

    Terimakasih Uda sudah dicatat sebagai peserta. Sukses untuk kontesnya…

  5. LJ says:

    di sumatera barat disebut gasiang.. ada satu jenis ilmu pelet yang menggunakan gasing ini yg disebut ‘gasiang tangkurak’

    hehhe, bundo tau krn ada lagunya., mbayangin ada tengkorak yang dimainin jadi gasing.. hiiii, serem.

    hiyaaa…ngeri Bund…. *bayangin aja udah ngeri
    Kupikir Bundo tau karna pernah mainin atau ‘kena’ mainan itu.. hehe…. 😛

  6. Lidya says:

    kalau gasing jaman sekarang enak mbak gak usah pakai tali 🙂

    iya kah? beyblade pun ternyata masih pakai bantuan ‘tali’ to mb, meskipun dari plastik yang ditarik dari alatnya itu.

  7. wi3nd says:

    good luck ya tuthaaa… 🙂

    hai tuthaa… muuaach

    **tadi mampir ke *adalah kamu,tapi susah amat komenya

    Hai Wiend…..apa kabar??? Miss u… Muach2.. :*
    Eh, mampir ke rumah sebelah ya? Hmm…masih susah buat dikomen ya? Ya udah, gpp, komen di sini aja.. 🙂
    Baik2 ya Wiend sayang… 🙂

  8. Ejawantah's Blog says:

    Paling mengasyikan bermain gasing Jawa, selalin terbuat dari bahan alami dia juga dapat mengahasilkan suara. Apapun jenis mainan tradisional anak-anak memiliki pembelajaran diasana untuk diketahui oleh halayak orang ramai.

    Sukses selalu
    Salam
    Ejawantah’s Blog

    benar Pak..
    termasuk di dalamnya ketangkasan dan kerjasama… 🙂

  9. Cahya says:

    Weh…, ini kontes SEO ya, hati-hati lho didepak dari WordPress nanti (sesuai EULA) :D.

    Hah??? kontes SEO itu apah???
    Ini kontesnya Uda Vizon. Kenapa gitu dikira kontes SEO? Krn byk link ya? Itu semua ke 1 alamat kok, kecuali bagian sumber.
    Yah, kalo harus didepak dari wordpress, ikhlas kok aku. 🙂

  10. mandor says:

    Permainan gasing di tempat saya disebut kekeyan.
    Dengan sebuah tali yang dibuat sendiri dari kulit tumbuh-tumbuhan yang dipilin. Saya pernah membuat sendiri gasing tersebut dari kayu maupun dari bambu. Yang dari bambu bisa dilubangi dan menghasilkan suara ketika diputar.

    Eh, Pak Sus dan Ibu Dey dari kota yang sama ya? Wah…
    Ih hebat Pak Sus bisa bikin gasing.
    Yang gasing Jepang itu juga ‘aslinya’ dari kayu Pak Sus, tapi skrg sdh dimodif, itu yg saya punya terbuat dari kertas.

  11. Orin says:

    Aku ga pernah bisa main gasing, pasti cuma muter bentar lantas diam tak berdaya *halah* hihihi…. Keren nih penelitiannya T, gudlak ngontesnya ya 😉

    Hihihi…..bagus itu bisa muter… hehe…
    Gud luck juga buat ayunannya ya Teh… 🙂

  12. nique says:

    gasing? jadi inget blogger daeng gasing hehehe
    waktu kecil tau sih mainan gasing, tapi engga pernah bisa maininnya 😦
    heran juga, padahal kan gampang banget keliatannya yah

    sukses kontesnya ya Ti

    weh, ada bloger namanya Daeng Gasing ta? Hihi…salam kenal Daeng.. 😛
    Gasing yang mainnya dilempar dan talinya dihentak memang sedikit sulit, tapi jaman kecil jenis itu yang kumainkan. Hihi…
    Kalau yang gasing bambu yang diputar berbunyi itu mudah mainkannya mb, karna ada bantuan bambu pengungkitnya…

  13. dey says:

    kekehan .. ya, itu yg bapak saya bilang kalo nyebut gasing. Anak saya pernah dibikinin, tapi susah mainnya.
    Sementara saya, bisanya cuma main gasing bambu yg dari yogya itu, lebih gampang …

    wah…dapat istilah baru untuk gasing:kekehan
    Thanks ya Ibu buat tambahan informasinya… 🙂

    Iya Ibu, dan jenis gasing Jogja juga yang kukenalkan di anak2 SD di Jepang sini. 🙂

  14. dewi says:

    salam kenal..menbaca artikel anda terkait permainan gasing..mengingatkan kembali bahwa bangsa indonesia kekayaan budaya yang seharusnya diperlajari dan dikembangkan oleh generasi muda saat ini..banyak sekali permainan2 tradisional yang mempunyai makna/hikmah yg merupakan karekater dr bangsa kita..misal da permainan “gubak sodor” pada permainan ini kita diajarkan untuk bisa bekerjasama (tim work), bermain strategi….dsb…

  15. Anak Dayak says:

    Di Dayak permainnan gasing telah sejak jaman baheula (sebelum masehi). Pada Dayak Gasing dipercaya berasal dari kata:

    NGAGAS dan DASIKNG (dasing)

    NGAGAS = MENDORONG / MELONTARKAN DENGAN PERCEPATAN / PENAMBAHAN DAYA, NAMUN DI TARIK KEARAH PELONTAR / PENAMBAH DAYA.

    DASIKNG (dasing) = DESING / BERDESING, dikarenakan sewaktu gasing dilontarkan dengan penambahan daya dan penarikan ke arah si pelontar, gasing seringkali berdesing.
    jadi

    GASIKNG (gasing) = BENDA YANG DILONTARKAN DENGAN PERCEPATAN / PENAMBAHAN DAYA, NAMUN KEMUDIAN DITARIK KE ARAH PELONTAR DENGAN SEBUAH GAYA SEHINGGA BENDA (gasing) TERSEBUT TIDAK TERLONTAR JAUH, DAN BENDA TERSEBUT DALAM PUTARANNYA MENIMBULKAN SUARA DESINGAN.

    Di Dayak pada musim panen ladang anak-anak Dayak diseluruh kalimantan memainkan PANGKAG yaitu “tabrak gasing dengan gasing”. biasanya dimainkan minimal 3 orang pemain. sebelum bermain ditentukan dulu gasing siapa yang menjadi umpan kemudian urutan gasing pe-MANGKAG (penabrak). penentuan ini dilakukan dengan cara SUM (indonesia = suit) dan jika lebih dari 3 orang dengan OPAH ( yang dilakukan dengan gerakan tangan sambil menggumamkan HOM PIM PAH ALAIHOM GAMBENG (mungkin bahasa dan pengaruh tailand)).

    pemenang dalam permainan gasing Dayak untuk tiap putaran / ronde ditentukan oleh gasing punya siapa yang tidak terpelanting dan masih berputar sampai terakhir. dan permainan berkesinambungan lagi, yang menjadi umpan kemudian adalah gasing yang terpelanting duluan.

    model gasing Dayak bisa dilihat di gambar berikut:

    bahkan anting-anting tradisional Dayak yang digunakan untuk pemberat telinga panjang wanita Dayak dahulu dibuat model gasing, bisa dilihat di link berikut:

Any comments?