Beberapa minggu yang lalu, saya melakukan beberapa aktivitas ‘tahunan’ yang biasa dilakukan di Jepang. Akhir musim gugur awal musim dingin adalah waktu panen jeruk mandarin di sini. Biasanya ada beberapa tempat yang membuka kebun jeruknya untuk dipetik pengunjung dalam acara ‘mikangari’ atau petik jeruk mandarin (mikan=jeruk mandarin; gari=panen). Pengunjung bisa memetik dan memakan langsung hasil panennya. Kalau di tempat yang memang ditujukan untuk acara itu, biasanya kita bayar berapa yen lalu bisa memetik dan makan sepuasnya. Kalau hasil memetik kita berlebih, kita harus bayar untuk bawa pulang hasil petikan kita. Nah, saya termasuk yang beruntung karna diajak oleh Ibu Guru SD yang pernah saya kunjungi dalam acara English Day, untuk ‘mikangari’ di kebun jeruk milik temannya. Bertempat di Katsuura gun, sebelah selatan kota Tokushima, daerah pegunungan yang sejuk dan terkenal akan buah jeruknya di Tokushima ini. Pemiliknya adalah orang yang suka berteman dengan orang asing. Maka beruntung sekali karna dia bisa berbahasa Inggris sedikit-sedikit karna saya juga hanya bisa berbahasa Jepang sedikit-sedikit. Klop kan :mrgreen:.
Kami berangkat berempat, Ibu Guru, saya dan kedua teman saya. Sampai di lokasi, Bapak pemilik kebun menyambut dengan ramah. Kebetulan dulu beliau kenal dengan orang Indonesia dan berteman baik. Jadi senang sekali bertemu dengan orang Indonesia lagi. Lalu istirahat sebentar dan mulai mengeluarkan perlengkapan memetik jeruk. Kami tidak dibawa ke kebun yang besar, tapi di kebun depan rumahnya yang juga cukup luas. Kami harus memakai jaket khusus dan kaos tangan, membawa gunting dan ember. Yuk…siap petik jeruknya. Dan inilah foto-fotonya. (biar gambar bercerita ya…)
Seperti terlihat di foto, kami memetik banyak sekali. Saya tidak tahu kalau ternyata semua hasilnya akan diberikan ke kita untuk dibawa pulang. Hah?? Sebanyak itu?? Tiwas tadi semangat banget metiknya :D. Walhasil sampai rumah, saya lakukan pembagian jeruk untuk teman-teman international students lainnya. Berbagi rezeki…
Terima kasih Tokunaga san, ibu guru yang mengajakku. Terima kasih Kitamoto san, pemilik kebun jeruk yang mengizinkan kita mikangari di kebunnya, memberi cuma-cuma jeruknya plus makan siang dan obrolan menyenangkannya. Mudah-mudahan kita bisa bertemu lagi lain waktu. Minimal bertemu lewat kartu pos ya… 🙂 .
Nah teman-teman, siapa yang punya kebun jeruk dan mau membuka kebunnya untuk mikangari? Saya mau dunk, apalagi yang gratis gini.
Salam,
titik
Bundo mau Jagungari di belakang, gratis wat Tt.. xi. xi..
kalau bundo jagunggari …, di bunmon jeruksategari aja deh…, yuuuk
J
jeruk & sate maksudnya Bun? Yuuk…
Wah,,,punya kebun jagung di belakang ya? Belakang Puskesmas?
Tapi habis metik gak bisa langsung dimakan ya, harus direbus/dibakar dulu.
Kaya’nya perlu camping di Bukik nih…. Asyik,,,
Mendapatkan rezeki juga berbagi rezeki ya mbak.kalau disini seperti memetik dikebun strawberry ya tapi bedanya harus membayar 🙂
Ada juga memetik strawberry, namanya ichigogari (ichigo=strawberry, gari=memetik)
atau cabut ubi, namanya imohori (imo=ubi, hori=menggali/mencari)..
Titik bukan koma ini punya sisi positif lagi, mudah berteman…., asyiik jadi punya banyak hal manis buat cerita…
kalau metik emang keenakan, nggak mau berenti ya…, dikasih gratis pulak ya…
Mudah berteman? Wah..amin.. 🙂
Tadinya malah mikir: ini bantuin Bapaknya manen… Wwkwk…ternyata malah suruh dibawa pulang. Waaakk… Puji Tuhan… 😀
Aih senangnya Mba bisa petik-petik langsung. meskipun ga seberapa suka jeruk tapi manen emang menyenangkaann hehehehe.
Jeruk enak lho Dan… Gak kaya ikan kok… 😀
ihihihi.. kalo dikupasin sh mau Mba Tt, tapi kalo kupas sendiri itu loh, malesnyaaa.. 😛
Seru yaa, bisa jualan jeruk hehe
wkwkwk…..otak bisnis ni anak… 😛
aduuhhh irii pengen petik jeruk sebanyak ituu.. >,<
hihihihi…… sini..sini….ikutan mikangari… 😀
salam kenal ya..
Wahihihi asik banget kalo gratis gitu ya mbak…
Banyak banget pulak @.@
Iya Na… Yg gratis2 mmg asyik…
Kalo liat jeruk mandarin seger2 gitu jadi pengen makan cake… Ga nyambung sih, tapi ngebayangin cake dihias krim sama tumpukan jeruk mandarin kayanya enyak, hihi… ^_^
Ini bukan pertanda ngidam lagi kan? Hihihi….
Wah ada jadwalnya nih Tt-chan musim panenan, selepas mikangari, lanjut panenan yang lain ya. Salam
Iya Bu. Tahun kemarin gk ikut mikangari. Baru ikut tahun ini. Sebelum mikangari sempat ikut imohori/cabut ubi yang dulu kita juga yang menanam di ladangnya salah seorang Jepang. Kapan2 saya tulis deh.. 🙂
salam kenal uni.. blognya asyik..
mohon kunjungan balik uni…
http://soetudjuh.wordpress.com/
Terima kasih kunjungannya. Insya Allah berkunjung balik. 🙂
Salam.
Ini seperti yang ada di Batu Malang … metik buah apel …
atau metik strawberry di daerah Bandung
apelnya boleh dimakan … strawberrynya boleh dimakan …
Ini … jeruk …
wah asik bener nih …
rasanya gimana Tik ?
salam saya
Iya betul, semacam di Batu itu…
Rasanya manis seger, Om… 😀
Kalau di pontianak juga terkenal banget dengan jeruk pontianaknya mbak. tapi gak ada acara seperti ini. sepertinya harus dimulai deh yak. seperti abndung dan bogor yg terkenal dengan kebun strawberinya.. hmmm..
Seru seru 😀