Life is a tragedy for those who feel and a comedy for those who think.
Entah quote dari siapa itu, yang jelas pernah ditulis teman saya waktu mengomentari tulisan saya yang ini. Ya, cerita buka-bukaan saya tentang kisah kasih jaman SMA. Haha… Sekarang sih sudah bisa tertawa, tapi waktu merasakannya dulu, alamak….pedih! Aish..lebay :P. Pernah tidak sih teman-teman mengenang masa lalu kemudian tertawa sendiri mengingat kejadian-kejadian bodoh di masa lalu. Waktu kita menangis-nangis karna putus dengan pacarnya mungkin, atau waktu patah hati karna kasih tak sampai mungkin, atau yang lain-lainnya, di mana saat dulu kita begitu bersedih, menangis darah, terpuruk sedemikian rupa, tapi saat ini kita bisa menertawakannya. Pernah tidak? Dan postingan saya kali ini pun akan seperti itu. Haha….
Gegara postingannya Teh Orin tentang Gie, saya jadi ingat kejadian jaman dulu kala. Hihi… (nah kan, belum-belum sudah tertawa 😀 ). Gie meninggal di puncak Semeru karna menghirup asap beracun. Dia mendaki Semeru karna ingin merayakan ulang tahunnya di puncak gunung. Dan keinginan merayakan ulang tahun di puncak gunung tidak hanya dimiliki Gie. Adalah sahabat saya, sebut saya Bunga, yang juga memiliki keinginan serupa, merayakan ulang tahun di puncak gunung. Keberuntungan dimiliki oleh Bunga karna dia memiliki kekasih, sebut saja Bagus, yang adalah pecinta alam…mm..suka mendaki gunung lah. Dan Bagus ini adalah….. Jreeeng jreeeng…. Bagus ini adalah sahabat saya juga, yang celakanya, saya tipikal orang yang tresna jalaran saka kulina. Maka seperti dugaan Anda semua, saya kulina terhadap Bagus. Celaka yang kedua, saya juga tipikal orang yang memendam perasaan. Jadilah Bagus tidak tahu kalau saya kulina terhadapnya. Lagian kalau pun tahu juga belum tentu dia mau sama saya. Wkwkwk…. Pun Bagus sudah sering curhat tentang Bunga pada saya. Jadi saya tahu kalau Bagus naksir sama Bunga. Tahu banget lah, wong dia cerita. Hahaha…. Bisa dibayangkan ndak perasaan saya waktu itu? Orang yang saya taksir, curhat ke saya kalau dia naksir orang lain!!! Peeediiiih bangget khannn?! Hiks!! Hahaha…. Yah, singkat kata, mereka resmi pacaran. Bagus dengar dari teman saya yang lain kalau sebenarnya saya naksir dia. Bagus pun mengalami dilema… Halaaah…!! Dia tidak mau kehilangan sahabat sebaik saya #plak. Tapi dia juga bahagia akhirnya bisa berpacaran dengan gadis yang dicintainya. Saking dilemanya, sampai-sampai si Bagus ndak ngasih tahu saya kalau mereka sudah jadian. Wkwkwk…. Ingat itu saya ketawa lagi. Akhirnya Bagus pun menemukan waktu yang tepat untuk memberi tahu kabar bahagia itu. Yah…sebagai gadis biasa usia belasan, pasti sedih donk karna bakal ada yang berubah setelah itu. Ternyata Bagus juga sedih lho. Dia tidak mau kalau hubungan kami berubah karna dia sudah punya pacar. Dan waktu itu saya sok dewasa beibeh gitu deh. Sok-sokan bilang: hidup itu ndak ada yang langgeng mas, semua pasti berubah. Status mas sudah berubah, yang lain pun akan mengikuti. Sekarang mas sudah punya Bunga untuk berbagi beban. Kita terima saja perubahan itu. Cieeeh…sok banget kan gue…!! Xixixi… Padahal habis itu sayanya yang kerepotan mengatasi perubahan itu. Menjadi jarang ke markas, menjadi rajin belajar (haha..!!), menerima banyak tawaran mengajar, mencari pelarian, dan lain sebagainya. Sampai akhirnya Bagus datang lagi dan meminta persahabatan kami dikembalikan lagi seperti dulu. Ah…saya luluh deh. Akhirnya saya berusaha menguatkan hati untuk menerima kenyataan dan ikhlas serta tetap tersenyum. Oh…sungguh terpuji sikapmu, Tik #selfplak.
Balik lagi ke topik: merayakan ulang tahun di puncak gunung. Nah, hubungan kami sudah cair nih. Saya sudah balik lagi ke markas, sering bertemu dengan Bagus dan Bunga dan ngobrol bersama. Bunga juga sudah ndak merasa sungkan sama saya. Mereka berdua kadang datang ke kost saya dan kita ngobrol-ngobrol bertiga. Pokoknya sudah OK lah. Sampai kemudian Bunga mengutarakan keinginannya untuk merayakan ulang tahun di puncak gunung. Sebagai pacar yang baik, Bagus pun mengiyakan. Padahal Bunga belum pernah naik gunung tuh. Bagus mengajak temannya sesama anak PA untuk menemani. Nah, siapa yang bakal menemani Bunga? Masa’ Bunga manjat sama laki-laki semua. Ndak mungkin kan? Dan, saya pun menjadi yang terpilih untuk menemani Bunga mendaki gunung untuk merayakan HUTnya. Sesama pemula dalam urusan pendakian. Saya pun belum pernah mendaki gunung, Saudara. Dapat training singkat dari teman saya yang lain, ketua mapala di kampus, plus dipinjami perlengkapan mendaki. Haha…pokoknya waktu itu saya taunya tinggal berangkat. Segala backpack, isinya, bahkan celana buat mendakinya sudah dibereskan sama teman-teman saya anak mapala. Hahaha….sip kan gue.. :P. Dan pendakian pun dimulai.
Entah berapa kali kami berhenti untuk minum dan istirahat, tetapi kami tidak pernah menyerah sebelum mencapai puncak. Malam menghampiri, tetapi kami belum sampai pada puncaknya. Kami memutuskan berhenti, memasang tenda, membuat api, dan merayakan ulang tahun Bunga. Bunga tidak meniup lilin, tetapi meniup api yang membakar kayu api unggun. Haha..keren yak. Dan saya jadi fotografernya. Memotret prosesi tiup kayunya, juga kecupan di keningnya. Uhuuy.. Waktu itu kameranya masih model nginceng dari balik lensa. Jadi saya lama-lamain njepretnya, sok-sok belum dapat fokusnya. Huahahaha… Perasaanmu gimana Tik? Emm….campur aduk. Antara bahagia, haru, sekaligus secuil cemburu. Pokoknya amazing lah. Sulit dideskripsikan. Kalau sekarang saya menonton ulang film itu sih, saya bakal menepuk-nepuk punggung Titik muda sambil bilang: kamu hebat, Nak. Xixixixi…. Waktu turun, teman saya yang satu lagi, yang laki-laki juga mengelus-elus kepala saya sambil bilang hal yang sama. Haha….
Setelah istirahat, tidur sesaat, kami melanjutkan perjalanan lagi supaya bisa menikmati sunrise di puncak. Dan kami berhasil!! Aaaaah…..indah banget menikmati sunrise di puncak gunung… Menyaksikan awan bertumpuk-tumpuk di bawah sana.. Membayangkan itu kasur empuk dan kita bisa melompat jatuh di atasnya. Maha besar Tuhanku… Dua gadis yang baru pertama kali mendaki berhasil mencapai puncak. Kami berfoto-foto mengabadikan ‘keberhasilan’ kami. Perasaan Bunga pasti bahagia sekali. Lha wong saya saja bahagia. Dan ada perasaan yang amazing lagi waktu melihat mereka berdua bahagia seperti itu, seperti lega, bahagia, ah…entah apa lah itu namanya :).
Taraaaa….. FTV-nya sudah selesai. Hahaha…. Sepertinya cerita ini seru juga kalau dibikin FTV ya. Hmm…jadi punya ide untuk bikin skrip dan dikirim ke produser FTV. Hihihi….
Kok kamu berani nyeritain sih Tik? Gak papa, Bunga sekarang sudah menikah dan punya anak. Sedangkan Bagus sudah punya pacar juga. Lho, mereka pisahan? Yaa…jalan hidup kan tidak ada yang tahu. Tetapi yang jelas, sampai detik ini hubungan saya dengan Bunga dan Bagus masih sangat-sangat baik sekali. Bagus masih sering curhat sama saya, Bunga juga masih sering cerita-cerita tentang apa saja. Pacar Bagus pun kenal baik dengan saya. Hihi…sip kan? 😉
Teman-teman punya kisah sedih masa lalu yang sekarang bisa menjadi tawa tidak? Berani cerita? 😉