Masih seputar kegiatan saya seminggu menjelang Idul Fitri dan perayaan Idul Fitri itu sendiri.
2. Camp siswa-siswi SMU se-Shikoku
Setelah menikmati festival musim panas yaitu hanabi dan Awa Odori, hari selanjutnya, Kamis, 16 Agustus 2012, saya berangkat menuju bumi perkemahan Wajiki Yagai Katsudo Center, di kota Naka, prefecture Tokushima. Selama tiga hari, dari tanggal 16 sampai 18 Agustus saya dan teman-teman sesama JICA trainee mengikuti kegiatan High School Summer Camp yang diikuti oleh siswa-siswi dari 4 provinsi di pulau Shikoku. Sudah tahu kan kalau di Jepang ada 4 pulau besar yaitu Hokaido, Honshu, Shikoku, dan Kyushu? Dan tempat saya belajar sekarang ada di pulau Shikoku. Di pulau Shikoku ada 4 prefecture (provinsi) yaitu Tokushima, Kagawa, Kochi, dan Ehime. Nah, High School Summer Camp kemarin diikuti oleh siswa-siswi dari 11 sekolah di keempat prefecture tersebut. Jumlah pesertanya ada 43 siswa, didampingi oleh 11 orang guru, 7 orang staff JICA dari keempat prefecture, dan kami bertujuh (seharusnya berdelapan, tapi yang satu sakit jadi tidak bisa ikut).
Kami tiba di lokasi pukul 13:30. Langsung dilakukan orientasi, istirahat sebentar dan memasukkan barang ke kamar, lalu pembukaan. Acara selanjutnya adalah perkenalan sekolah dan siswa-siswi yang mengikuti perkemahan, juga kami semua fasilitator. Lalu games pertama tentang world trade. Kami dibagi menjadi kelompok-kelompok di mana masing-masing kelompok digambarkan sebagai sebuah negara. Dalam sebuah negara ditentukan perdana menteri, menteri keuangan, menteri luar negeri. Masing-masing kelompok diberi perlengkapan yang menggambarkan sumber daya alam, teknologi, juga skill sumber daya manusianya. SDAnya berupa kertas. Produknya berupa bangun datar segitiga, persegi, setengah lingkaran, lingkaran yang masing-masing ada ketentuannya dan harganya. Tentu saja kami ingin memperoleh hasil yang sebesar-besarnya. Kami buat yang harganya paling tinggi. Ternyata di tengah-tengah ada informasi bahwa harga barang tersebut di pasar dunia turun drastis. Selain itu teknologi yang kami gunakan (gunting) sangat sulit digunakan untuk memotong dengan rapi. Produk dari kelompok kami dinilai tidak memenuhi standar kualitas. Kami hanya menghasilkan sedikit uang.
Permainan itu sangat mengasyikkan dan memberi banyak pelajaran bagi siswa terutama tentang kerjasama internasional di bidang perdagangan. Masing-masing kelompok tadi menerima ‘modal’ yang berbeda-beda. Seperti kelompok kami yang mendapat gunting untuk left hand, makanya hasil guntingan kami tidak rapi karna kami semua memakai tangan kanan. Kemudian harga pasar dunia yang juga fluktuatif sehingga harus selalu mengikuti perkembangan informasi. Kepercayaan dunia terhadap suatu negara atau produk juga berpengaruh pada kerjasama internasional ini. Dan masih banyak lagi. Hmm…bukan hanya siswa-siswi yang belajar, tapi kami pun belajar banyak dari permainan ini.
Selepas istirahat makan malam (di sini tidak ada jadwal mandi karna ternyata mereka ‘hanya’ mandi malam setelah aktivitas berakhir), jatah kami (saya & satu orang lagi) dari Indonesia yang menyampaikan materi. Kami diminta memberi informasi tentang apa itu Ramadhan. Tetapi sebelum itu, ice breaking dulu dengan menari poco-poco bersama. Senang deh melihat mereka semua cepat bisa mengikuti gerakan dan semangat menari bersama dengan gembira. Sayang saya tidak punya fotonya, lupa nitip kamera sama teman, belum dikirimi juga sama panitia yang kemarin motret.
Di presentasi tentang Ramadhan, kawan saya yang menyampaikan karna dia yang lebih berkompeten. Saya cuma nambahi cerita saja. Mereka juga tampak antusias menyimak paparan. Selesai sesi ada anak yang mendekat lalu bertanya: “ada yang meninggal gara-gara puasa tidak?”. Wah, pertanyaan yang bagus. Bagi yang belum pernah berpuasa mungkin juga punya pertanyaan serupa. Apalagi saat ini di Jepang sedang musim panas (meski kini sudah menurun panasnya) dan memang benar-benar panas, lalu tidak bisa minum di siang hari selama berpuasa. Lalu saya jawab (semoga jawaban saya benar) bahwa berpuasa tidak membuat orang meninggal. Pertama karna kita makan sahur di pagi hari sebelum berpuasa. Kedua karna tubuh kita diberi kekuatan untuk tidak makan dan minum selama beberapa hari, jadi kalau ‘hanya’ 16 jam (kemarin selang waktu berpuasa di sini adl selama 16 jam) kita masih kuat. Dan siswa itu pun manggut-manggut. Lalu saya ‘tari’ untuk mencoba berpuasa. Dia hanya tertawa..
Hari kedua, kami bermain skit (drama pendek). Saya berperan sebagai Tomeko, volunteer dari Jepang di desa kecil di sebuah negara berkembang. Tomeko memiliki proyek melatih siswa-siswi bermain volley. Tomeko yang tidak memahami bahasa lokal, tidak berusaha belajar untuk memahami penduduk setempat tetapi sibuk merencanakan sendiri dan memutuskan segala sesuatunya sendiri. Dia meminta kiriman peralatan bola voli dari Jepang, dia memutuskan jadwal latihan sampai pukul 4 sore. Alhasil, beberapa orang tua siswa mengajukan komplain ke sekolah terkait aktivitas yang dilakukan Tomeko. Kepala sekolah akhirnya menghentikan aktivitas Tomeko. Tomeko kemudian melakukan kunjungan ke rumah salah seorang siswa. Salah seorang teman sudah mengingatkan Tomeko bahwa ada banyak gajah liar di sekitar tempat tinggal siswa itu, biasanya keluar selepas senja. Tetapi Tomeko tidak menghiraukannya. Tomeko mengunjungi muridnya dan mendapati banyak hal dari kunjungannya tersebut. Tentang bagaimana siswanya membantu orang tuanya di sawah, tentang beratnya mengambil air dari sungai untuk menyirami tanaman mereka, tentang kreativitas muridnya membuat bola dari plastik bekas untuk dia gunakan berlatih voli di rumah, dan sebagainya. Tomeko belajar banyak dari sana hingga akhirnya dia pulang selepas senja. Selanjutnya apa yang terjadi?? Tomeko mendengar suara gajah dan berlari terbirit-birit mengingat pesan temannya tadi. Hahaha…
Siswa diminta mencari pelajaran apa yang dia dapat dari skit tadi. Lalu menempatkan diri seandainya dia menjadi volunteer, apa yang seharusnya dia lakukan. Setelah itu mereka diminta membuat project seandainya mereka menjadi volunteer. Untuk membuat project itu, mereka diminta mencari informasi terlebih dahulu tentang negara yang akan mereka kunjungi. Saatnya saya presentasi tentang Indonesia di salah satu kelompok. Pas hari itu adalah HUT RI yang ke 67.
Malamnya adalah presentasi dari staff JICA yang pernah menjadi volunteer di Dominica. Asli, ceritanya lucu-lucu. Dia menunjukkan beberapa gambar yang menurut dia ‘wow’, seperti angkot yang penuh berisi penumpang sampai bergelantungan di pintu, pedagang pisang yang menggelar dagangannya begitu saja di jalan, beberapa warga yang mandi bersama di sumur dan di sebelahnya orang potong rambut. Siswa-siswi pun terheran dan tertawa juga melihatnya. Hehehe… Saya dan teman-teman dari Fiji & Samoa saling pandang “di tempat gue juga begituh!!”. Hahaha… Dan malam itu pun diakhiri dengan menari tarian Dominica: salsa. Yihaaa….
Besok paginya satu kegiatan lagi, pembuatan action plan lalu pulang.. Saya pulang ke rumah teman di Tokushima lagi. Lalu istirahat sebentar lanjut memasak untuk buka puasa bersama sambil menunggu keputusan Islamic Center Jepang tentang waktu Idul Fitri. Dan ternyata Idul Fitri di Jepang juga jatuh pada hari yang sama dengan di Indonesia, 19 Agustus 2012. Jadilah setelah buka puasa bersama, kami menyalakan kembang api sambil teman-teman mengucapkan takbir. Ah….lebaran….
Cerita tentang Idul Fitri dilanjut besok lagi yaa… 🙂